FOKUS JATENG-KLATEN – Sajian kuliner pedagang yang tergabung dalam Koperasi Manunggal Klaten tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI). Gelaran tersebut dikemas dalam festival kuliner tradisional Klaten dihelat di Alun-Alun Klaten, Selasa 27 Juni 2017.
Sekitar 480 pedagang dari pedagang kaki lima serta paguyuban pedagang lesehan yang ada di wilayah Klaten ikut berpartisipasi menyajikan berbagai hidangan dan jajanan. Lantas jumlah jenis makanannya yang dijajakan mencapai 1.485 menu tradisional.
Selain meraih rekor MURI kuliner tradisional, acara festival kuliner itu juga me-launching aplikasi Klaten Smart City. Pengguna hanya cukup menginstal aplikasi tersebut. Pakar kuliner Indonesia William Wongso bangga terhadap pedagang di Klaten yang bersedia menjajakan menu tradisional.
”Kita jangan berkecil hati dengan menu kaki lima atau menu jalanan. Namun, kami juga menyarankan terhadap pemilik kuliner daerah untuk menjaga kualitas makanan sehingga bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan,” tuturnya.
Selain menggelar festival kuliner tradisional, para relawan pedagang keliner juga memunculkan aplikasi Klaten Smart City. Aplikasi tersebut untuk memudahkan warga Klaten dan sekitar mencari menu makanan atau alamat warung di wilayah Klaten.
Manager Indonesia Idikator, Rustika Herlambang mengatakan, dengan munculnya aplikasi tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat Klaten dalam mencari berbagai kuliner. Selain itu bisa mencari rumah sakit, wisata, tempat otomotif serta bisnis online.
”Saya sebagai orang Klaten yang berada di Jakarta tetap memikirkan tanah kelahirannya. Aplikasi ini kami pikirkan selama tiga minggu an. Dengan adanya aplikasi seperti ini diharapkan bisa meningkatkan rakyat,”kata dia.
Penganugerahan rekor MURI disampaikan oleh perwakilan pengurus MURI Semarang Sri Widayati. Pemberian rekor MURI ini bentuk apresiasi terhadap karya cipta warga negara Indonesia.
“Masakan tradisional ini bisa mengalahkan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang hanya menjajakan menunya sebanyak 276,” bebernya. (jko)