FOKUS JATENG-KARANGANYAR – Robohnya atap teras blok penjualan burung Jumat sore 30 Juni 2017 di Pasar Nglano rawan memicu konflik baru. Pedagang diminta menunda berjualan di bangunan itu karena dinilai tidak aman. Selain itu, terindikasi seluruh bangunan Pasar Nglano di blok lainnya berkonstruksi ngawur.
”Hal tersebut bukan karena bencana. Tidak ada angin atau hujan lebat, tiba-tiba ambruk. Berarti ada masalah dengan konstruksinya. Kami menyarankan demi keamanan seluruh pedagang, tunda dulu pindahan ke pasar sambil dilakukan audit seluruh bangunannya,” kata Ketua DPRD Karanganyar Sumanto kepada Minggu 2 Juli 2017.
Pihaknya sudah melakukan monitoring langsung ke lokasi Pasar Nglano Tasikmadu. Dia Bersama rombongan Komisi B DPRD Karanganyar, perwakilan PT Rudi Persada Nusantara dan Dinas Perdagangan tenaga Kerja Koperasi dan UMKM, ia meninjau bekas runtuhan atap blok pasar tersebut pada Sabtu siang.
Sumanto menegaskan, audit tersebut selain untuk mengetahui penyebab atap runtuh juga menyarankan metode perbaikan ke tim teknis. Audit tersebut tidak hanya menyasar blok penjualan burung berkicau, namun juga ke bangunan pasar induk.
”Dari sisi konstruksi atap dan juga bangunannya. Sebab, pembangunan Pasar Nglano dikerjakan satu paket oleh PT Rudi Persada Nusantara. Apakah model pemasangan atap di pasar burung sama dengan pasar induk? Audit itu akan mengetahui secara keseluruhan,” katanya. Rencananya, blok penjualan burung berkicau Pasar Nglano berisi 28 kios akan ditempati pedagangnya Senin (3/7).
Mengenai hal itu, Sumanto menyarankannya ditunda. Ia tak mau hal-hal tidak diinginkan menimpa para pedagang maupun pembeli gara-gara konstruksi bangunan masih labil. “Untung saja pas kejadian belum buka (pasar burung). Ini menyangkut keselamatan orang banyak di pasar. Tunggu setelah audit selesai dan diperbaiki dulu. Tentunya, tim audit dari independen,” katanya.
Berdasarkan data dari LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik ) Karanganyar, revitalisasi Pasar Nglano menelan dana Rp 16,4 miliar bersumber APBD 2016. Pembangunannya berbarengan dengan Pasar Matesih. Sumanto mengatakan, tidak menutup kemungkinan audit juga menyasar bangunan Pasar Matesih.
Kepala Dinas Perdagangan tenaga Kerja Koperasi dan UMKM, Waluyo Dwi Basuki mengatakan audit bangunan akan dibahas bersama instansi terkait, meliputi DPU, inspektorat, DPRD dan rekanan. ”Nanti akan dikumpulkan dulu bagaimana teknisnya. Pasti akan dicek ulang bangunannya,” katanya.
Mengenai usulan penundaan pedagang burung berkicau berjualan di blok itu, Waluyo menganggapnya tidak perlu. Menurutnya, pedagang dipersilakan menyiapkan pindahan tanpa perlu khawatir peristiwa itu terulang. Secara umum, bangunan inti cukup kokoh. “Aman itu bangunannya. Kenapa harus ditunda. Perbaikannya bisa sejalan dengan pindahan pedagang,” tutur dia. (oto)