FOKUS JATENG – Pascaletusan Minggu 2 Juli 2017, kondisi kawah Sileri, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, berangsur-angsur terkendali Senin 3 Juli 2017. Untuk sementara waktu, objek wisata tersebut ditutup. Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan wisatawan.
”Demi keamanan maka diminta bagi warga menjauh 100 meter dari bibir kawah. Ini dilakukan untuk menghindari bahaya akibat letusan susulan. Selain kawah juga Water Boom D’Qiano yang berjarak sekitar 300 lokasi dari bibir kawah juga ditutup sementara,” terang Kepala Pelaksana Harian BadanP Penanggulangan BencanaDaerah (BPBD) Banjarnegara Arif Rahman kepada wartawan.
Kejadian ini membikin warga panik, maka korban yang dirawat di Puskesmas I Batur tidak hanya yang terkena semburan lumpur. Namun juga warga yang berlarian mengalami kecelakaan dengan luka-luka di anggota badan. Ada lima warga yang ikut dirawat di puskesmas.
”Mereka panik saat berkendara motor tabrakan dengan mobil,” kata Kepala Dinas Sehatan Kabupaten Banjarnegara Ahmad Setiawan.
Korban semula yang dirawat lantaran terkena semburan lumpur 17 pasien. Lantas mereka sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Para korban ini juga termasuk yang mengalami patah tulang. Saat letusan berlangsung ada sekitar 25 wisatawan di bibir kawah. Selain membikin panic pengunjung, letusan juga membikin hamparan pertanian di sekelilingnya tertutup lumpur.
Kejadian Minggu 2 Juli 2017 tersebut benar-benar membikin kaget warga sekitar dan pengunjung kawah. Letusan terjadi sekitar pukul 11.00 hingga tiga kali. Semburan lumpur dan gas ke udara mencapai 150 meter dan lebarnya 50 meter. Kawah Sileri masih aktif terhitung satu tahun tercatat sudah tiga kali meletus. (*)