FOKUS JATENG – Salah satu korban kecelakaan helikopter di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, adalah Nyoto Purwanto (36). Almarhum beralamatkan di Dusun Promasan, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argo Mulyo, Kota Slatiga. Jenazah korban dikebumikan Senin 3 Juli 2017 di permakaman desa setempat.
Sejak pagi para pelayat mulai berdatangan ke rumah duka. Karangan bunga duka cita terpasang di akses masuk rumah duka. Karangan bunga yang terpajang di antaranya dari oengurus Ikani Pusat dan alumni Amni. Nyoto meninggalkan istri bernama Hesti Astuti dan satu buah hati bernama Rifki Pradana Setyawan berusia delapan tahun duduk di kelas 3 SD.
”Kami keluarga tidak ada firasat apa pun,” tutur Budiyono, mertua Nyoto.
Di tengah-tengah para pelayat, jenazah almarhum Nyoto tiba sekitar pukul 11.45. Isak tangis pun pecah tatkala iringan pengantar jenazah sampai di rumah duka. Hesti Astuti tidak kuasa menahan tangis melihat sang suami sudah terbungkus peti mati.
Sembari mendekap foto sang suami mengenakan seragam Basarnas, tubuhnya lemas dan dipapah keluarga masuk ke dalam rumah. Sebelum dikebumikan, jenazah korban disalatkan di masjid samping rumah duka. Sesaat kemudian dimakamkan di permakaman umum Sebayi desa setempat. Keluarga, kerabat, tetangga dan rekan-rekan korban di Basarnas maupun relawan, tampak ikut menyalatkan.
Kota Salatiga adalah kampung halaman sang istri, sedangkan Nyoto berasal dari Blora.
Lantas rumah yang didiami selama ini di Semarang. Masuk di Basarnas sejak tahun 2015. Pemakaman berlangsung sekitar pukul 13.30 WIB.
Sementara itu, bagi Anggit Mulyo Satoto, perwakilan Basarnas, almarhum Nyoto sudah seperti adiknya sendiri. Dia dan Nyoto sama-sama berasal dari Blora. ”Kami ingin bekerja sama selama-lamanya, tapi takdir berkehendak lain,” tuturnya.
Nyoto adalah termasuk regu penolong yang diandalkan dalam tim. Di Basarnas Semarang maupun pusat, Nyoto adalah salah satu anggota terbaik. ”Banyak hikmah dan kenangan. Semoga semua iklas dan almarhum khusnul kotimah,” ujar dia. (wan)