Plaza Manahan Dinilai Belum Mampu Jadi Ikon Solo

Proyek Plaza Manahan, Solo, masih dalam tahap pengerjaan Senin 17 Juli 2017. | Ichwan Prihantoro (/Fokusjateng.com)

Proyek Plaza Manahan, Solo, masih dalam tahap pengerjaan Senin 17 Juli 2017. | Ichwan Prihantoro

FOKUS JATENG – SOLO – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Solo, Supriyanto menilai keberadaan Plaza Manahan yang biaya pembangunannya total menelan anggaran Rp 7,8 miliar belum mampu menjadikannya sebagai ikon kota bengawan seperti yang diharapkan. Hal tersebut menurutnya sangat mengecewakan.



“Bahkan kalau dibandingkan dengan yang ada di daerah tetangga masih kalau jauh, padahal anggarannya tidak main-main, sangat besar untuk ukuran APBD,” kritiknya.

Baca juga: Sidak Plaza Manahan, Ini Pesan Komisi II DPRD Solo

Padahal, lanjutnya, saat mengajukan anggaran untuk pembangunannya dulu, Plaza Manahan yang dilengkapi air mancur dan tata lampu digadang-gadang mampu menjadi ikon baru Kota Solo dan menarik perhatian warga dari luar Solo.

“Prakteknya ya hanya air mancur biasa dengan lampu dan hanya menjadi sekedar tempat nongkrong dan selfie saja. Dan kalau sudah bosan ya ditinggal begitu saja,” imbuhnya.

Ia pun mengingatkan DLH agar apa yang terjadi pada Monumen Banjarsari tidak terulang di Plaza Manahan. Pasalnya, dulu saat pembangunan Monumen Banjarsari juga digadang-gadang menjadi ikon Kota Solo sekaligus sebagai sarana rekreasi, edukasi, dan juga olahraga Namun ternyata hingga saat ini jarang dimanfaatkan masyarakat.

“Ya sama hanya untuk sebatas nongkrong saja, dan itupun banyak fasilitas yang hilang karena jadi korban tangan usil,” ujarnya. (tri)