Dua Jembatan di Sragen Batal Dibangun

Warga melintas di Jembatan sesek Desa Trombol, Tanon, Sragen, Kamis 20 Juli 2017. | Huriyanto (/Fokusjateng.com)

Warga melintas di Jembatan sesek Desa Trombol, Tanon, Sragen, Kamis 20 Juli 2017. | Huriyanto

FOKUS JATENG – SRAGEN – Pemkab Sragen membatalkan pembangunan dua jembatan pada tahun 2017 ini. Yang mana Jembatan yang dibatalkan yakni Jembatan Bejingan Desa Pilang (Kecamatan Masaran) dan Desa Musuk (Kecamatan Sidoharjo).



Kepada wartawan, Kepala Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa (LPBJ) Setda Sragen Tedi Rosanto menyampaikan dua jembatan terpaksa ditunda pembangunannya tahun ini. Pembangunan yang ditunda yakni Jembatan Bejingan dan Jembatan Musuk Sambirejo.

Baca juga: Warga Trombol Sragen Bertahan dengan Jembatan Sesek

Pihak pemkab yang meminta untuk tidak dilanjutkan lelang pembangunan jembatan tersebut. Pasalnya kondisi tidak memungkinkan akibat kondisi geografis. Selain waktu yang tersisa untuk lelang tidak mencukupi.

”Memang kita yang minta jangan dipaksakan. Karena tidak memungkinkan, medannya sulit, butuh bongkar pasang dan yang satunya di Bejingan memakan waktu dari 6-7 bulan,” ungkapnya Kamis 20 Juli 2017 .

Batalnya pembangunan dua jembatan itu disesalkan Anggota Komisi III DPRD Sragen M. Haris Efendi. Dia menyampaikan banyak alasan untuk pembatalan tersebut. Seperti  di Desa Musuk, dia mengatakan lantaran tanahnya labil dan bergerak. Sedangkan di Jembatan Bejingan Desa Pilang lantaran tidak mungkin dilaksanakan terkait tenggat waktu yang mepet.

Baca juga: Jembatan Mireng Klaten Telan Rp 1,1 Miliar

Dirinya menyampaikan tahun ini hanya ada 3 tiga paket jembatan yang dikerjakan. Dua diantaranya di wilayah Kecamatan Mondokan. Pihaknya menyayangkan dengan batalnya pembangunan jembatan tersebut. ”Sebenarnya jembatan lebih vital dari pada jalan, jika jalan rusak meski terpaksa masih bisa dilalui, tapi kalau Jembatan putus sudah tidak bisa dilalui,” ujarnya.

Lantaran sudah dianggarkan dan tidak terlaksana, dewan akan mengevaluasi kembali kinerja Pemerintah. Terutama dinas terkait yang tidak bisa melaksanakan anggaran. Otomatis dua anggaran untuk jembatan tersebut dialihkan ke Silpa 2017. ”Kira-kira yang masuk  Silpa sekitar Rp 4,2 miliar,” ujarnya.