Kapolres Sukoharjo Siapkan Program Kerja

Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi beserta isteri mendapat karangan bunga dan disambut upacara tradisi Pedang Pora oleh anggota. | Susilo (/Fokusjateng.com)

Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi beserta isteri mendapat karangan bunga dan disambut upacara tradisi Pedang Pora oleh anggota. | Susilo

FOKUS JATENG – SUKOHARJO – Beberapa program kerja telah disiapkan Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi. Di antaranya, Senin Tangkas, Selasa Bersih, Rabu Cerdas, Kamis Taqwa dan Jumat Bugar.



Selain itu, juga terdapat program lain yakni polisi peduli pendidikan, pengangguran, kesehatan, pariwisata, lingkungan hidup dan polisi cilik. AKBP Iwan Saktiadi menjelaskan, seluruh program tersebut dibagi menjadi dua bagian, yakni internal dan eksternal.

Baca juga: DPRD Sukoharjo Bahas Kenaikan Gaji

“Program internal berupa Senin Tangkas, Selasa Bersih, Rabu Cerdas, Kamis Taqwa dan Jum’at Bugar. Untuk program eksternal, yakni polisi peduli pendidikan, polisi peduli pengangguran, polisi peduli kesehatan, polisi cilik, serta polisi peduli pariwisata dan lingkungan hidup,” jelas Kapolres Sukoharjo, Kamis 20 Juli 2017.

Dikatakan, program internal dilakukan dengan berbagai kegiatan sesuai dengan hari tersebut. Program internal dilaksanakan sesuai harinya dan dilaksanakan setelah apel. Untuk hari Senin ada program Senin Tangkas, yakni latihan fisik dengan pelatih profesional. Selasa ada Selasa Bersih dengan kegiatan bersih-bersih mako. Rabu ada Rabu Cerdas, yaitu kegiatan apel per fungsi yang dipimpin perwira untuk memberikan arahan-arahan yang tepat mengenai cara bertindak.

Sedang untuk eksternal pihaknya mengandalkan anggota Bhabinkamtibmas yang ada disetiap desa untuk melakukan pendataan terhadap program-program yang telah disiapkan. Anggota Bhabinkamtibmas menjadi andalan dan ujung tombak utama, karena berada dan melekat di tengah-tengah masyarakat secara langsung.

“Bhabinkamtibmas akan melakukan pendataan sesuai dengan program yang telah disiapkan. Seperti pendataan anak putus sekolah, pengangguran dan penderita penyakit yang kesulitan berobat,” terangnya.