FOKUS JATENG – SOLO – Tua tua keladi, makin tua makin menjadi. Mungkin pepatah itu sangat tepat diberikan kepada salah seorang seniman teater dan pantomim Milan Sladek. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah tak muda lagi, yakni 78 tahun, ia masih bersemangat menunjukan karya seninya.
Begitu juga saat menampilkan kolaborasi pantomim, topeng, dan gamelan, di Ndalem Prodjoloekitan, Kemlayan, Jumat-Minggu 21-23 Juli 2017. Dalam penampilan tersebut, pria asal Slovakia ini hanya menampilkan improvisasinya, sehingga tidak ada persiapan khusus yang dilakukan.
Baca juga: SKF 2017 Mempertegas Solo Sebagai Ibukota Keroncong
Sebelum menampilkan kolaborasi tersebut, Milan Sladek mencoba menampilkan sejumlah repertoar yang sudah ia persiapkan, salah satunya pesta. Terlihat, ia menikmati segelas anggur dan larut dalam perbincangan dengan tamu yang hadir malam itu.
Karya ini bukan pertama kali ia bawakan, mengingat karya ini pernah ia tampilkan di Gothe Institut Jakarta pada medio 2008 silam. Setelah sejumlah repertoar dibawakan, ia mencoba larut dalam iringan gamelan yang dibawakan oleh gamelan dari Kemlayan dan ISI Solo.
Baca juga: Tungguk Tembakau 2017 Akan Hadir di Lereng Merapi-Merbabu Boyolali
Ketika gamelan dimainkan, seolah dia tak banyak menunjukan gerak, karena ini wujud keterkurungannnya dalam mencari sosok jatidiri. Tak hanya itu saja, pencarian jati diri juga dia ungkapkan lewat topeng yang telah ia persiapkan.
”Masalah penampilan buruk atau bagus, saya tidak tahu. Yang jelas ini semua improvisasi dan penampilan saya dengan diiringi gamelan. Sungguh luar biasa ketika membawakan pantomim dengan gamelan,” katanya.
Baca juga: Kebut Gunung Boyolali Momen Ekspose Wisata Merapi-Merbabu