
Ilustrasi
FOKUS JATENG – WONOGIRI – Kenaikan harga garam grosok tidak hanya terjadi di Boyolali dan Sukoharjo. Harga garam meroket ini juga terjadi di wilayah Wonogiri. Dampaknya juga membikin peternak sapi sambat. Pasalnya, hewan ternak mereka kini mengalami penurunan nafsu makan hingga membuat penurunan kualitas daging.
Garam grosok sebelumnya stabil di harga Rp 1.200 per kilogram, saat ini mencapai Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per kilogram atau mencapai kenaikan empat kali lipat. Peternak sapi dan kambing sangat merasakan dampak naiknya harga garam grosok di pasaran.
Baca juga: Harga Garam di Sukoharjo Makin Asin
Seperti yang dialami Mursid, peternak asal Timang, Kecamatan Wonogiri. Mursid mengaku untuk memenuhi kebutuhan makan ternak sapi dan kambing dibutuhkan kombinasi makanan yang cocok agar nafsu makan tetap terjaga. Pasalnya, jika nafsu makan ternak menurun, akan berpengaruh pada kualitas daging.
”Sapi dan kambing lebih suka makan konsentrat atau pakan buatan kalau dicampur banyak garam. Kalau garamnya dikurangi, nafsu makan juga berkurang,” kata Mursid, Jumat 28 Juli 2017.
Padahal pengurangan takaran garam dalam penyajian pakanlah yang saat ini dia terapkan. Dia terpaksa mengurangi takaran garam paska lonjakan harga belakangan ini. ”Intinya saya minta harga garam grosok bisa turun lagi,” pinta dia.
Hal senada disampaikan Wisnu Noto, peternak asal Kecamatan Ngadirojo. Wisnu mengaku ternak miliknya mengalami penurunan nafsu makan sejak dikuranginya asupan garam grosok yang dibutuhkan saat mencapur konsentrat sapi dan kambing miliknya. Wisnu berharap harga garam kembali stabil di harga Rp1.000-an untuk per kilogramnya.
Baca juga: Harga Garam Grosok Mencekik Peternak Sapi di Boyolali
Pedagang garam grosok di Pasar Kota Wonogiri, Tumini mengaku pasokan garam saat ini mengalami penurunan kualitas. Sebelumnya garam berukuran lebih kasar saat ini garam yang ada lebih lembut. Hal ini mengakibatkan turunnya daya beli peternak. Akibatnya barang yang ada di pedagang tidak lekas terjual.