Jokowi : Solo Itu Cerminan Indonesia

Presiden Jokowi memberikan sambutan di peresmian Museum Keris Solo, Rabu 9 Agustus 2017. | Putranti (/Fokusjateng.com)

Presiden Jokowi memberikan sambutan di peresmian Museum Keris Solo, Rabu 9 Agustus 2017. | Putranti

FOKUS JATENG -SOLO – Menjadi Walikota Solo diakui presiden Joko Widodo atau Jokowi merupakan salah satu bekal yang dikantonginya dan dijadikan pengalaman untuk memimpin Negara Indonesia. Pasalnya, menurut Jokowi, keberagaman masyarakat yang ada di kota bengawan mencerminkan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.



“Pengalaman mengelola kota ini mengajarkan pada saya bahwa demokrasi dialogis dan prinsip-prinsip konstitusionalisme menjadi cara terbaik mengelola keragaman,” tuturnya saat membuka International Symposium Constitutional Courts As The Guardian of Ideology And Democracy In A Pluralistic Society di auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Selasa (9/8/2017).

Tak hanya itu, Jokowi juga mengakui jika persoalan yang ia hadapi sebagai pemimpin negara, khususnya terkait konflik internal dan eksternal juga pernah dialaminya di selama menjadi walikota. Hanya, kala itu kelasnya lebih kecil.

“Seperti miniatur. Karena di Solo saat itu juga tidak lepas dari perbedaan pendapat, tekanan serta beragam keiinginan dari masyarakat yang majemuk. Selama menjadi walikota setiap hari saya menerima aspirasi, tuntutan hingga protes dari warga. Dan semuanya saya terima sebagai masukan untuk dasar membuat kebijakan,” ungkapnya.



Terkait keberagaman, Jokowi menilai hal tersebut dapat dikembangkan menuju arah positif asalkan selama berpegang pada konstitusi yang ada. Sebab, dalam konstitusi memberikan kepastian adanya penghormatan, perlindungan, pemenuhan hak-hak asasi warga negara Indonesia. Sehingga menjaga agar tidak ada pihak yang memaksakan kehendak tanpa menghormati hak warga lainnya.

“Dalam konstitusi semua warga sama kedudukannya. Tidak ada warga kelas satu, dua. Yang ada warga Negara Indonesia,” pungkasnya.

Baca juga: