Ditutup Sementara Harap Makhlum Ya… Ring Road Utara Boyolali Sedang Dibangun

Jalan ring road utara Boyolali ditutup sementara untuk perbaikan Selasa 22 Agustus 2017. Yulianto (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Jalan Prof. Dr. Soeharso ring road (lingkar utara ) Boyolali sepanjang satu kilometer sedang dibangun. Ada dua akses warga yang terpaksa ditutup sementara demi kualitas pengecoran. Pihak kontraktor dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (DPU PR) Boyolali pun sudah mengantisipasi kemacetan lalu lintas.

”Memang ada keluhan dari warga jalannya ditutup sementara. Kami dan pihak rekanan sudah memasang rambu-rambu di setiap ujung jalan terkait penutupan ini. Penutupan sendiri dilakukan untuk menjaga kualitas pengecoran lebih bagus,” terang Nyoto Widodo, kepala bidang (kabid) Bina Marga DPU PR Boyolali, Selasa 22 Agustus 2017.

Dikatakan, warga sekitar proyek sudah paham penjelasan dari pihak rekanan yang menggarap proyek tersebut. Jika warga Boyolali sebelah utara ring road ingin bepergian ke pusat kota, maka memutar melalui Mojosongo. ”Ya makhlumlah, kan sementara penutupan jalannya,” kata dia.

Proyek jalan lingkar utara ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 4,9 miliar. Sedangkan panjangnya satu kilometer dengan lebar enam meter. ”Jalan lingkar utara ini dilintasi kendaraan berat, jadi konstruksinya juga disesuaikan. Ketebalannya 35 sentimeter,” jelas Nyoto.

Mobil melintas di sisi jalan ring road utara Boyolali yang sedang diperbaiki Selasa 22 Agustus 2017. Yulianto

Sejak dilaksanakan hingga sekarang, progres pengerjaan jalan ini sudah mencapai 57 persen. Ditargetnya proyek kelar pada 20 September 2017. Agar tidak mengganggu arus lalu lintas, pengecoran dilaksanakan pada malam hari. ”Kalau siang tetap dilalui kendaraan berat dari arah Semarang di sisi jalan yang belum dicor,” jelasnya.

Teknis pengerjaan ini ada dua tahap. Pertama dikerjakan bagian sisi kiri, tahap berikutnya sisi kanan. ”Kalau sudah berumur sesuai teknis pengerjaan, maka sudah bisa dilalui,” ujar Nyoto.

Pihak kontraktor sendiri sengaja menutup akses warga ini. Selain sudah mendapat persetujuan warga, pihak kontraktor juga tidak mau merepotkan masyarakat. Yakni sesuai permintaan warga tidak boleh buka-tutup jalan yang pada akhirnya muncul praktik ngemel (memungut dana pengguna jalan) saat melintas.