Seni Budaya Lokal Lereng Merbabu Boyolali Muncul di Karnaval Visit Banyuanyar

Tari jaran kepang tampil di karnaval Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Rabu 23 Agustus 2017. Ichwan Prihantoro (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, menyimpan potensi seni budaya yang bernilai tinggi. Meski karya lokal, namun bisa menunjukkan kreasi yang berkelas nasional, bahkan internasional.

Grup drumblek yang merupakan karya irisinal karang taruna Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali tampil di karnaval pitulasan Rabu 23 Agustus 2017. Ichwan Prihantoro

Hal itu terlihat dari gelaran karnaval HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Lapangan Desa Banyuanyar, Rabu 23 Agustus 2017. Semua yang ditampilkan di karnaval ini hasil karya asli desa setempat. Seperti grup drumblek yang alat-alat musiknya terbuat dari drum bekas. Namun suaranya tidak kalah dari alat musik buatan pabrikan.

”Ini salah satu akulturasi budaya lokal. Local wisdem. Masyarakat kami persilakan untuk memiliki karya seni budaya sendiri,” kata Kepala Desa (Kades) Banyuanyar Khomarudin, saat melepas peserta karnaval di lapangan desa setempat.

Seni rodat ikut tampil karnaval Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Rabu 23 Agustus 2017. Ichwan Prihantoro

Jadi, lanjut dia, di Desa Banyuanyar ini tidak hanya tapi pada acara pitulasan saja. Namun di desa setempat ada visit Banyuanyar. Dimana seni budaya ini bisa ditampilkan setiap saat pada momen-momen di desa. Seperti parade takbiran Idul Fitri dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Karnaval pitulasan yang start dari lapangan desa dan finish di balaidesa ini diikuti 10 karang taruna dan kelompok seni dari masing-masing dusun. Sedangkan khusus drumblek ini diikuti 6 kelompok kesenian. Ada juga tari topeng ireng, reog, hingga rodat.

Seni Topeng Ireng ikut memeriahkan karnaval Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Rabu 23 Agustus 2017. Ichwan Prihantoro

”Selain dalam rangka pitulasan , kegiatan ini untuk memberikan ruang kepada karang taruna berkreativitas sesuai kemampuan. Dengan harapan bisa muncul inovasi dan kreativitas budaya lokal. Ini penting. Jadi pemdes harus memberi ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada,” jelas Khomarudin.

Pada momen pitulasan ini, semangat yang dijunjung yakni menumbuhkan semangat nasionalisme dari jiwa para pemuda. Dengan harapan regenerasi kesenian di tingkal lokal desa bisa muncul di ruang publik berkelanjutan.

Karnaval ini sendiri menyedot perhatian masyarakat setempat. Bahkan tamu dari LDSCharities yang meresmikan tower air bersih di desa setempat kesengsem ikut menyaksikan. Tim mereka mendokumentasikan karnaval menggunakan kamera handphone. Tak hanya itu, mereka ikut berfoto bersama, dan bahkan ikut menari di tengah-tengah kelompok kesenian peserta karnaval.