FOKUS JATENG – BOYOLALI – Pertanian organik dikembangkan di tiga kabupaten di Jawa Tengah (Jateng). Yakni Kabupaten Boyolali, Magelang, dan Tegal. Sebab, tiga kabupaten ini sudah mengenal pertanian organik sebelumnya.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Yuni Astuti di selaa pelatihan pertanian ramah lingkungan dan konservasi lahan di Selo Pass, Kecamatan Selo, Kamis 24 Agustus 2017. Tanaman organik yang dikembangkan mencakup sayuran, salak dan padi.
”Untuk Boyolali ada sayuran dan padi. Kemudian Magelang sayuran dan salak. Sedangkan di Tegal tanaman padi,” katanya. Pihaknya akan terus berupaya mendorong para petani untuk mengembangkan pertanian organik tersebut. Pasalnya, sistem tersebut ramah lingkungan dan justru mendorong peningkatan kualitas alam.
Selain itu, juga sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tinggi. Dimana masyarakat mulai meminta produk pertanian yang berkualitas dan aman dikonsumsi. Antara lain, tidak tercemar residu bahan kimia.
Pihaknya mengakui, pengembangan pertanian organik membutuhkan waktu. Apalagi, masih banyak pertaian yang awam dengan sistem tersebut. Meskipun sebenarnya di pedesaan para petani akrab dengan pupuk kompos. ”Untuk itu, kami terus mendorong dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ujar dia.
Sementara itu, Nugroho Widiasmadi dari Pusat Riset Pangan dan Energi Yayasan Ansa Semarang berupaya memasyarakatkan Intregated Ecofarming Total Organik. Yakni metode bertani untuk mengembalikan kejayaan pertanian nusantara seperti yang dilakukan petani masa lampau.
Dicontohkan, seorang petani membutuhkan pupuk untuk tanaman miliknya. Disisi lain, petani menghasilkan limbah sayur, kulit kopi dan jerami yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ternak menghasilkan kotoran untuk pupuk tanaman.