Panen Lele Petani Lereng Merapi Boyolali Memuaskan Lho…

Wabup Boyolali M. Said Hidayat panen lele di Dukuh Nganggrung, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Kamis 7 September 2017. (istimewa/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Produksi lele di Jawa Tengah (Jateng) pada tahun 2016 mencapai 122 ribu ton. Sebanyak 25 ribu ton berasal dari Boyolali atau sekitar 21 persen. Hal tersebut dicapai dengan tumbuhnya sentra produksi ikan lele di Boyolali yang semakin meningkat.

Sentra dimaksud juga dapat tumbuh di wilayah yang ketersediaan air terbatas di wilayah Cepogo yang berada di kaki gunung Merapi dan Merbabu tersebut. Merupakan usaha keras dan gigih dari masyarakat Dukuh Nganggrung, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Mina Sejahtera.

Wabup Boyolali M. Said Hidayat salam jempol bersama pejabat lain di panen lele di Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Kamis 7 September 2017. (credit-istimewa/Fokusjateng.com)

Dari semula memiliki 10 kolam, kini telah meningkat menjadi 37 kolam. Hal tersebut dapat berkembang dengan pendampingan dariBalai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara sehinga dapat meningkat dari segi jumlah dan anggiota kelompok yang tergabung.

Berbagai dukungan dan bantuan diberikan pemerintah kepada sejumpah pokdakan di Boyolali. Diserahkan secara langsung oleh Direktur Produksi dan usaha Budidaya Kementeraian Kelautan dan Perikanan (KKKP), Umi Windriyani dalam rangkaian Temu Lapang Dirjen Perikanan Budidaya bersama pembudidaya ikan lele, Kamis 7 September 2017 di Desa Mliwis.

Direktur Produksi dan usaha Budidaya Kementeraian Kelautan dan Perikanan (KKKP), Umi Windriyani menyerahkan bibit lele kepada petani di Boyolali, Kamis 7 September 2017. (credit-istimewa/Fokusjateng.com)

Sebelumnya tim juga mengunjungi pokdakan di Desa Doplang, Kecamatan Teras. Umi Windriyani dalam sambutannya mengungkapkan akan mendampingi pembudidaya ikan di Boyolali.

”Kami akan mendukung dengan pemberian bantuan alat pakan ikan dalam rangka efisensi biaya. Setelah alat diterima bisa belajar buat pakan ikan dan siap mendampingi pengembangan usaha budidaya,” terangnya.

Lebih lanjut Umi menjelaskan, ketersediaan pakan membutuhkan biaya besar. Pihaknya bersedia memfasilitasi dengan memberikan pembelajaran cara pembuatan pakan ikan lele secara mandiri.

Seiring meningkatnya produksi lele, pihaknya berharap tidak hanya dijual dalam bentuk ikan segar namun juga dilakukan diversifikasi produk. Lele dapat diolah dalam berbagai jenis makanan dari semua bagian lele baik kulit, daging sirip dan tulangnya. Sehingga ke depan tidak hanya sebagai home industri saja tapi meningkat menjadi industrialisasi perikanan.