Hendak Ikut Aksi Solidaritas Rohingya ke Magelang, Dua Pemuda Diamankan di Lereng Merapi

Pemuda yang diamankan polisi menunjukkan atribut bendera di Mapolres Boyolali, Jumat 8 September 2017. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemeriksaan intensif peserta aksi solidaritas Rohingya ke Magelang, Jateng, dilakukan Polres Boyolali di Kecamatan Selo, Jumat 8 September 2017. Saat pemeriksaan, ada dua pemuda yang nekat menerobos polisi. Mereka menabrak salah satu personel polisi hingga mengalami luka-luka.

Dua pemuda ini yakni berinisial SY (19) dan RA (16), yang keduanya warga Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak. Keduanya dibawa ke Mapolres Boyolali untuk pemeriksaan lebih lanjut. Selain mengamankan dua pemuda ini, polisi juga mengamankan barang bukti, yakni sepeda motor Honda Vario, ponsel, dan bendera.

Kronologi kejadian ini, kedua pemuda ini berboncengan mengendarai Honda Vario. Lanta sampai di depan Mapolsek Selo, polisi menyekat jalan dengan menghentikan pengguna jalan. Tapi pemuda ini malah menabrak seorang polisi Ipda Widarto.

Paur Subbag Humas Polres Boyolali ini mengalami luka dan ponselnya rusak. Lantaran terluka, Widarto dibawa ke Puskesmas setempat untuk diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan itu, petugas medis mendapati lutut sebelah kanan memar, ulu hati nyeri dan punggung kaki kiri memar.

Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi menjelaskan, dua pemuda yang diamankan masih menjalani pemeriksaan. Pihaknya juga mengamankan barang milik kedua orang itu. Petugas juga mendatangkan kedua orang tua pelaku. ”Masih diperiksa,” jelas dia.

Penyekatan jalan, kata kapolres, bukan dimaksudkan untuk melarang masyarakat yang akan pergi ke Magelang guna aksi solidaritas. Namun, ada yang mengira bahwa petugas berusaha menghalang- halangi. ”Ini untuk memastikan mereka yang berangkat itu klir. Artinya bisa aman dan nyaman serta tidak membawa benda berbahaya,” tandasnya.

Sementara itu, SY, salah satu pemuda yang diamankan membantah sengaja menabrak polisi. Saat itu, dia berboncengan dengan temannya untuk berangkat ke Magelang. Sesampai di Selo, dia melihat polisi di jalan raya. ”Saya kira razia kendaraan. Saya gugup dan tak sengaja menabrak petugas,” katanya.

Terkait barang bukti tentang atribut bendera diakuinya. Semula bendera itu dipesan untuk kegiatan karnaval TPA. ”Saya bawa ke Magelang,” katanya.