FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tujuh dalang akan pentas secara bergiliran di Taman Safari Indro Kilo, Mojosongo, Boyolali mulai awal Oktober 2017 mendatang. Tema yang diangkat sesuai dengan perintah Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro dengan visi misinya yakni Brotoyudho seperti sinyalemen dari yang dimaksud.
Ki Jungkung Darmoyo, salah satu dalang yang akan tampil mengatakan, pesan bupati tersebut yakni ”Sing perang ojo kawulo Boyolali tapi sing perang wayange” (Yang perang jangan masyarakat Boyolali, tapi yang perang wayangnya). ”Di balik filosofinya, Brotoyudho menuju kematian yang sempurna,” jelasnya Sabtu 16 September 2017.
Dijelaskan, berawal dari Pendawa adalah wakil dari indera lima. Kemudian Kurowo merupakan saraf-saraf manusia yang terdiri dari beribu-ribu helai. Tapi di sana hanya hadir seratus satu saraf yang nampak.
”Manusia menjelang kematian, saraf dulu yang mengalami mati. Baru indera pendawa. Prosesi Brotoyudho matinya saraf-saraf. Kurowo mewakili saraf negatif. Jadi perilaku yang jelek, tutur kata yang jelek,” jelas dia.
Dia berharap semoga Boyolali semakin baik, bersih dari korupsi. Selain itu juga bersih dari kejahatan sesuai dengan tema Baratayudha. Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh dalang bakal unjuk gigi di pentas wayang kulit yang akan digelar di Taman Safari Indro Kilo, Mojosongo, Boyolali, awal Oktober mendatang. Para dalang kondang asal Kota Susu ini akan tampil berturut-turut sejak Senin 2 Oktober 2017 hingga Minggu 8 Oktober 2017.
Mereka yang akan tampil hari pertama yakni Ki Haji Warjito Kliwir asal Kecamatan Ngemplak akan menampilkan lakon Kresno Dutho. Kemudian di hari kedua Ki Jangkung Darmoyo asal Kecamatan Sawit dengan lakon Bismo Gugur. Lantas hari ketiga ditampilkan Ki Suratno asal Kecamatan Ngemplak dengan lakon Ranjapan (Abimanyu Gugur).
Hari keempat Ki Joko Sartono asal Kecamatan Musuk dengan lakon yang akan dibawakan Suluhan (Gatotkaca Gugur). Kemudian hari kelima Ki Raharjo (Purbo Carito) asal Kecamatan Sambi dengan lakon Durno Gugur. Hari keenam ditampilkan Ki Suryanto asal Kecamatan Karanggede dengan lakon Jambaan (Karno Tanding).
Hari terakhir ditampilkan Ki Haji Joko Sunarno asal Kecamatan Karanggede dengan lakon Duryudono Gugur (Rebahan). Saat tampil nanti mereka membawa perangkat gamelan dan sinden sendiri-sendiri.