Warga Kiringan Boyolali Legawa Lepas Lahan dan Rumah untuk Proyek Tol Semarang-Solo

Petugas mengusung barang-barang dari dalam rumah yang lahannya dibebaskan untuk lahan proyek tol Semarang-Solo di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota, Selasa 19 September 2017. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pembebasan lahan dan rumah yang dilintasi proyek tol Semarang-Solo di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota, berjalan lancar Selasa 19 September 2017. Warga yang memiliki 31 lahan dan rumah legawa melepas untuk proyek nasional ini.

Meski sudah rela lahannya dilepas, namun pembacaan keputusan Pengadilan Negeri (PN) Boyolali untuk pembebasan lahan dikawal aparat dari unsur TNI dan Polri. Sebanyak 31 lahan yang dibebaskan ini, delapan rumah dan sisanya bidang tanah.

Dalam pembebasan lahan ini, petugas merobohkan rumah yang sudah tidak dihuni. Pemilik rumah lainnya meminta dispensasi waktu untuk mengambil barang dan material bangunan rumah. Meski demikian, jaringan listrik diputus dan barang-barang isi rumah lainnya dikeluarkan dari rumah.

Barang-barang ini diangkut dengan menggunakan truk dump proyek pembangunan tol. Sebelum ke lokasi proyek tol, petugas dari PN, kejaksaan, TNI, dan kepolisian berkumpul di Baladesa Kiringan, Kecamatan Boyolali Kota. Di balaidesa ini warga mengikuti mediasi dan sebagian tetap di rumah.

Belum selesai proses mediasi, petugas gabungan mulai mengangkut barang-barang dari dalam rumah Nur Hadi Prayitno, salah satu warga yang terdampak proyek tol. Barang-barang ini dimasukan ke dalam bak truk dump. Barang-barang yang diangkut berupa almari lengkap dengan isinya, meja kursi dan beberapa perabot lainnya.