Hujan Turun, Petani Tembakau Merapi-Merbabu Berburu Matahari hingga Jalan Tol

Petani tembakau di lereng Merapi-Merbabu menjemur tembakau yang sudah dirajang di proyek jalan tol wilayah Banyudono, Boyolali, Rabu 27 September 2017. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Beberapa hari terakhir ini hujan sudah mulai turun dan mendung tebal menggelayut. Kondisi ini membikin para petani tembakau di lereng Merapi-Merbabu mencari siasat untuk pengeringan tembakau hasil panen. Mereka berburu matahari hingga perkotaan, bahkan sampai Kecamatan Banyudono.

Jarak dari Kecamatan Selo sekitar 20 kilometer. Para pemburu sinar matahari ini petani tembakau di wilayah Kecamatan Ampel, Selo, dan Cepogo. ”Memang sekitar tiga hari ini sudah mulai hujan. Jadi penjemuran tembakau ke wilayah lain,” kata Winarno (52), petani tembakau asal Desa Tarubatang, Kecamatan Selo Rabu 27 September 2017.

Selain di wilayah dataran rendah, mereka juga memanfaatkan proyek jalan tol di wilayah Banyudono untuk penjemuran tembakau. ”Lumayan kalau penjemurannya di beton cor jalan tol ini,” tutur dia, saat menjemur tembakau di lokasi proyek jalan tol Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono.


Pengeringan tembakau harus tuntas dalam sehari. Jika tidak kering sehari, maka harga tembakau anjlok. Harga tembakau rajangan kering yang saat ini rata- rata Rp 60.000/kg, bisa anjlok menjadi Rp 45 ribu-Rp 50 ribu/kg.

Sabarno (49), petani tembakau lain warga Dukuh Rejosari, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo mengatakan, menjemur tembakau di dataran rendah ini sudah dua hari. Dia rela menempuh perjalanan jauh lantaran penjemuran tembakau yang berkualitas butuh sehari penuh.

”Sebagian tembakau milik saya kualitasnya anjlok karena baru kering dua hari,” tambahnya.