Bulan Dana PMI, Bupati Yuni Mewanti-wanti Dilakukan Transparan

Peresmian gedung laboratorium darah PMI di Dukuh Gandurejo, Kelurahan Gemolong, Sragen, Kamis 28 September 2017. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SRAGEN – Salah satu penggalian dana Palang Merah Indonesia (PMI) yakni melalui program bulan dana PMI. Terkait hal tersebut, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mewanti-wanti agar pelaksanaannya transparan. Selain itu keaktifan dari anggota PMI sangat diperlukan mengingat sensitifitas masyarakat soal penarikan dana.

Hal ini diungkapkan Yuni dalam peresmian gedung laboratorium darah PMI di Dukuh Gandurejo, Kelurahan Gemolong, Sragen, Kamis 28 September 2017. Kegiatan ini dalam rangka Hari Ulang Tahun PMI yang ke-72 tahun.

Dalam peresmian tersebut, bupati menyampaikan bahwa harus ada sosialisasi yang jelas terkait penarikan dana dari PMI. ”Intinya adalah sosialisasi. Jika sosialisasi yang jelas, masyarakat tidak akan salah paham,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan, PMI Sragen memang tidak didukung APBD Sragen. Namun pihaknya melalui aplikasi lapor Yuni sempat mendapatkan laporan soal pungutan bulan dana.

”Ada laporan penarikan Rp 2.000, sebenarnya kalau sosialisasi benar, masyarakat mengerti,” papar dia.

Dirinya juga meminta agar setiap bulan dana PMI diinformasikan dengan jelas. Dia juga menekankan agar pada ASN juga memberikan penjelasan pada masyarakat. ”Kalau tidak diberi penjelasan dikiranya foto KTP disuruh bayar Rp 2 ribu,” tandas Yuni.


Sementara itu, terkait gedung pelayanan Donor darah di Gemolong, Yuni menyampaikan apresiasinya. Dia menyampaikan rumah sakit di sekitar dapat memanfaatkan. Namun dia harap alat-alat yang penting untuk pengecekan seperti HIV/Aids segera dipenuhi.

Bupati menyampaikan sebelumnya donor darah harus ke Solo atau Sragen. Sedangkan saat ini sudah bisa dilayani dengan baik. ”PMI dahulu tempatnya selalu numpang, tetapi sekarang PMI Gemolong sudah memilik gedung sendiri, semoga bermanfaat di wilayah Gemolong dan sekitar Utara Bengawan,” tuturnya.

Plt Ketua PMI Sragen Drs. Suwarno mengatakan, gedung tersebut mengatakan gedung itu akhirnya berdiri mandiri tanpa bantuan APBD. ”Secara umum sudah komplit, sudah bisa melayani donor darah dan dipimpin analis, petugas jaga akan siap dan melayani sekitar sini, dengan ini tidak perlu donor ke Solo,” ujarnya.