UNESCO Tunjuk Klaten sebagai Usaha Pengembangan Batik

Sejumlah pembatik di Kecamatan Bayat, Klaten, sedang melakukan aktivitas Senin 2 Oktober 2017. (Joko Larsono/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KLATEN-Kecamatan Bayat dan Wedi, Klaten ditunjuk UNESCO sebagai masterpiece of oral and intangible heritage of humanity. Penetapan ini seiring dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Senin 2 Oktober 2017. Pada tahun ini, UNESCO memberikan dukungan pengembangan usaha bagi para anak muda yang bekerja di industri kreatif salah satunya di kabupaten Klaten.

Kepala Unit Kebudayaan UNES­CO Kantor Jakarta Mr Bernard Alex Zaco mengatakan, program pengembangan usaha bagai anak muda ini dilaksanakan dengan dukungan citi foundation menyasar 4 kabupaten diwilayah Jawa Tengah(Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) yakni Yogyakarta , Sleman, Magelang dan Klaten.

”Melalui program youth economy empowerment in Indonesia’s heritages sites, through capacity building and sustainable tourism atau pemberdayaan ekonomi  kepariwisataan bagi pemuda di Indonesia. Pengembangan kapasitas dan pariwisata berkelanjutan, sehingga pelestarian batik ini dapat melahirkan generasi baru untuk mempertahankan keberadaan batik dan mempromosikan keberadaan batik di empat daerah tersebut,” katanya.

Untuk wilayah Klaten, kata dia, Kecamatan Bayat dan Wedi adalah wilayah proyek utama dari program ini. Berdasarkan hasil survei 75 persen penerima manfaat adalah pemuda yang bekerja di sektor fashion dan handycraft yang sebagian besar terkait dengan batik.

Hal ini bagian dari upaya peningkatan kesadaran masyarakat  pentingnya pelestarian batik tradisional. ”Tujuannya sebagai bentuk promosi kecamatan Bayat sebagai kawasan multipotensi ekonomi kreatif dan multidimensi wisata,” tandas dia.