Petani Boyolali Utara Panen Padi Memuaskan di Lahan Kering. Ini Jurusnya…

Panen raya padi di lahan kering di Desa Brangkal, Kecamatan Andong, Boyolali, Selasa 3 Oktober 2017. (Gunawan/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah (Jateng) panen raya padi bersama Pemkab Boyolali, Selasa 3 Oktober 2017. Padi yang dipanen ini merupakan lahan percontohan untuk tanaman padi di lahan tahan kemarau di Dukuh Brangkal, Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali.

”Kegiatan ini untuk mendukung program peningkatan produktivitas padi dengan tambahan intensitas tanaman di lokasi yang belum maksimal pertanamannya. Contohnya lahan yang semula tanam dua kali, kita upayakan jadi tiga kali,” jelas Samijan, peneliti BPTP Litbang Kementerian Pertanian Jateng, di sela panen raya.

Inovasi ini, lanjut dia, merupakan program pemerintah untuk mensuport sumber daya pengairan di lahan kering. Masa tanam bisa tiga kali ini yang penting ada titik-titik sumber air. ”Program ini kita lanjutkan di tahun depan. Pemerintah akan memfasilitasi lokasi-lokasi yang ada potensi air, tapi eksisting petani belum bisa mengeksplorasi,” papar dia.

Petani dan BPTP Jateng serta Pemkab Boyolali panen raya padi di lahan kering di Desa Brangkal, Kecamatan Andong, Boyolali, Selasa 3 Oktober 2017. (credit-Gunawan/Fokusjateng.com)

Upaya optimalisasi pertanian di lahan kering ini dengan memanfaatkan sumur dangkal, pipaninasi, pompa, saluran irigasi, cekdam, dam parit dan sebagainya. Selain air yang diinovasikan, dalam peningkatan indeks pertanian ini juga pemilihan varietas yang relatif toleran kekurangan air.

”Selain itu kita juga menginovasikan penggunaan input organik yang berkualitas. Dalam rangka air yang minimal bisa dihemat semaksimal mungkin dipertahankan di perakaran padi,” jelasnya.

Ketua Kelompok Tani ”Suka Tani” Desa Brangkal Muhammad Arifin mengatakan, kegiatan indeks pertanamanan padi ini mendapat kuota dua hektare. Pengelolaan pertanian yang semula dari kegiatan padi-padi-jagung atau palawija, kini beralih ke padi-padi-padi. ”Kendala dihadapi debit air, sehingga pengairan sampai panen membutuhkan pompa air. Petani terbentur biaya pemeliharaan,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Boyolali Bambang Jianto bersalaman dengan Kepala BPTP Jateng Harwanto di panen raya Desa Brangkal, Kecamatan Andong, Boyolali, Selasa 3 Oktober 2017. (credit-Gunawan/Fokusjateng.com)

Kendala petani ini bisa terpecahkan setelah BPTP Jateng mengadakan program bantuan penanganan tanaman padi di lahan kering. Yakni dibantu untuk biaya penyedotan air melalui sumur dalam, pemupukan, hingga pengolahan lahan. ”Dengan adanya bantuan ini bisa meningkatkan indeks penanaman. Semula petani menanam jagung dengan hasil 2 sampai 3,5 ton, kini ditanami padi bisa menghasilkan 8 sampai 10 ton,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPTP Jateng Harwanto mengatakan, kegiatan indeks pertanaman ini dimaksudnya sebagai awal pemanfaatan lahan kering bisa ditanami padi. Selain pengairan yang maksimal, juga memiliki varietas padi yang tahan di lahan kekurangan air. ”Kita mencoba Inpago 8 dan Inpari 42 dan Inpari 43. Dari dua hektare di lahan percontohan ini bisa panen maksimal. Jadi kita panen raya,” jelas dia.