FOKUS JATENG – SRAGEN – Ratusan ton gabah kering panen di Kabupaten Sragen pada masa panen musim ini tidak terserap. Akhirnya ratusan petani kebingungan untuk menjual gabah hasil panen mereka. Hal ini dikatakan Ketua Gapoktan Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Didik Sunardi Selasa 3 Oktober 2017.
Dikatakan, ratusan petani di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, mengeluhkan sulitnya menjual gabah hasil panenan pada musim kering (MK) ini. Lantas ratusan ton gabah kering panen (GKP) yang dipanen tidak terserap. ”Di Desa Jetak hasil panen dari 500 petani tidak terserap. Hal ini karena pengepul utama gabah petani dengan harga tergolong tinggi pada musim panen ini tidak berani membeli gabah,” katanya.
Gabah petani tidak terserap ini dinilai karena kasus beras premium yang menjerat salah satu perusahaan pengepul beberapa waktu lalu. Dengan tidak dibelinya gabah hasil panen, maka petani merugi. Sebab biasanya gabah bisa dibeli dengan harga GKP Rp 5.800 per kilogram.
Jalan satu satunya, petani harus menjual kepada tengkulak atau penggilingan padi dengan harga Rp 500 lebih murah. Pihaknya mendesak kepada dinas terkait agar memberikan solusi sehingga petani tidak merugi.
Sementara itu, Arif Wijanarko, petani lain mendesak pemkab agar mengambil langkah untuk membantu petani. Pihaknya akan mengerahkan ribuan petani dari Sragen, jika aspirasinya tidak ditanggap.
Wakil Ketua DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto berjanji akan memanggil dinas terkait untuk menyelesaikan masalah ini. ”Kami mendapat laporan dari kelompok tani, maka besok akan saya undang dinas teknis terkait,” janji dia.