FOKUS JATENG – BOYOLALI – Trah Kerajaan Pengging menggelar diskusi sejarah dan gelar budaya di Gedung Kapujanggan Umbul Pengging, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Sabtu 7 Oktober 2017. Diskusi bertemakan ”Menyibak Tabir Jejak Sejarah Kerajaan Pengging” ini menghadirkan empat pembicara dari akademisi dan sejarawan.
Mereka adalah Dr. Suryo Ediyono, M.Hum yang merupakan dosen FIB Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Kemudian Drs. Suharyana, M.Pd yang merupakan dosen FIB UNS Solo. Lantas Dr. Anung Tedjowirawan, akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan satu lagi KRT Padma Dipuro yang merupakan sejarawan.
Kegiatan ini juga dihadiri GKR Retno Dumilah, GKR Sekar Kedaton, ketua Yayasan Kasultanan Bangkalan, Madura, sekjen Silatnas Indonesia, dan trah Pengging di seluruh nusantara. Selain itu juga para mahasiswa yang ingin tahu tentang sejarah Kerajaan Pengging menjadi bahan diskusi di bangku kuliah.

Tamu undangan dan trah Kerajaan Pengging yang hadir pada diskusi sejarah di Gedung Kapujanggan, Umbul Pengging, Banyudono, Boyolali, Sabtu 7 Oktober 2017. (credit-Gunawan/Fokusjateng.com)
Trah Kerajaan Pengging yang hadir dari berbagai daerah di nusantara. Yakni mulai Boyolali, wilayah di eks Karesidenan Surakarta, Bangkalan (Madura), hingga Sumatera dan Aceh.
”Harapan kami dengan adanya kegiatan ini, para putro wayah anak cucu, masyarakat luas, akademisi, dapat mengenal sejarah dari poro leluhur kita Pengging,” kata Dewi, ketua panitia pelaksana kegiatan.
Selain itu juga mencintai para leluhur, khususnya dari Kerajaan Pengging atas perjuangan di nusantara. Sebab, perjuangan para leluhur menyebar di seluruh nusantara. ”Dikumpulkannya trah Pengging ini untuk kita semuanya. Terkumpul tulang tulang berserangan agar kelak bersama bisa bersatu,” ujar dia.
Ditambahkan, dengan berkumpul bisa menyatukan hati, rasa, dan pikiran. Selain itu bisa berkarya untuk kemajuan nusantara. ”Kita memberikan untuk anak cucu dan nusantara yang terbaik,” kata Dewi.