Asyiknya Rame-rame Membatik di Kain Sepanjang 100 Meter

Ribuan warga Karanganyar membatik bersama di kain sepanjang 100 meter di Jalan Lawu, Karanganyar, Minggu (8/10/2017). (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Bentangan kain putih sepanjang 100 meter tergelar di Jalan Lawu, tepatnya di depan kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar, Minggu (8/10/2017). Kain itulah yang menjadi ekpresi artistik membatik ratusan kawula muda dan sejumlah warga Karanganyar dalam upaya melestarikan batik warisan dunia.

Nampak, Bupati Karanganyar Juliyatmono dan Wakil Bupati Rohadi Widodo yang ditemani istrinya turut mencoba membatik dengan canting dalam rangkaian kegiatan semarak satu abad Karanganyar di Car Free Day (CFD) itu.

“Membatik itu tidak mudah, membutuhkan kesabaran. Batik merupakan karya agung sesepuh kita yang sangat dihormati bangsa-bangsa lainnya. Batik ini cerminan kecerdasan bangsa yang diakui orang di belahan bumi mana pun. Batik ini pribadi bangsa Indonesia banget. Makanya, setiap hari Selasa PNS di Karanganyar diminta seragam batik bebas,” ucap Juliyatmono di hadapan warga sambil asyik membatik pola hari jadi 100 tahun Karanganyar, Minggu (8/10/2017).

Sementara Wakil Bupati Rohadi Widodo juga nampak asyik membatik sembari mengatakan bahwa seluruh masyarakat diminta memakai batik dan membeli batik-batik Karanganyar. “Batik warisan bangsa yang harus kita lestarikan. Mari pakai batik,” ujar Rohadi sambil terus memainkan cantik dengan piawainya.

Sementara Kepala Arsip dan Perpustakaan Karanganyar, Bambang Harsono menjelaskan, kegiatan ini memang rutin setiap tahun dengan menghadirikan sekitar 750 anak usia Sekolah Dasar (SD) sampai SMA.


Dalam rangkaian HUT ke-100 Karanganyar ini, pihaknya menyiapkan kain putih sepanjang 100 meter untuk digunakan sebagai alat membatik bagi para pengunjung di CFD ini. Selain itu juga ada membatik langsung di kain dengan canting dan nanti hasilnya akan dipamerkan.

“Ada juga membaca puisi dan fashion show batik dari putra putri Lawu, pentas musik, lomba dongeng, puisi, dan lain sebagainya,” terangnya.