FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Tiga puluhan ribu massa memadapti Camping Ground, Tawangmangu, Karanganyar, Minggu 15 Oktober 217. Mereka yang tergabung dalam Front Penggerak Pancasila (FPP) dari seluruh Indonesia menggelar apel akbar untuk menyuarakan kebangsaan.
Massa mengikrarkan lima poin penting dalam membela, menegakkan serta mengawal Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia. Koordinator Nasional FPP Abdul Mun’im DZ mengajak semua pihak mengembalikan tata aturan di negara ini sesuai ideologi Pancasila.
”Ini bentuk keprihatinan kami terhadap situasi memprihatinkan yang muncul. Ketegangan terjadi di masyarakat. Ternyata, perkembangan zaman membuat kita terlalu jauh dari Pancasila,” tegasnya.
Dalam apel akbar yang dihadiri puluhan ribu kader FPP dari berbagai latar belakang itu diikrarkan lima komitmen kesetiaan pada Pancasila. Yaitu memperkokoh dan mempertahankan Pancasila yang mendasari seluruh aktivitas berbangsa dan bernegara. Kemudian mendesak semua elemen masyarakat menerapkan Pancasila di semua aspek kehidupan.
Lantas bersikap tegas terhadap kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Menjaga agar Pancasila tidak disalahgunakan untuk memanipulasi. Terakhir mengajak semua kalangan menjalankan Pancasila sepenuh jiwa raga tanpa keraguan.
Hadir dalam kesempatan itu tokoh militer Letjen TNI (purn) Kiki Syahnakri, Mantan Waka BIN Asad Said Ali, Pengurus PWNU Jateng Rois Suriah dan para sesepuh NU lainnya. Lebih lanjut dikatakan, bukan tanpa alasan FPP memilih apel akbar di Tawangmangu.
”Di Lawu ini secara geografis sangat strategis, yakni pusatnya Pulau Jawa. Secara mitologis, di sini sakral dan banyak berkembang gerakan kiri, ajaran radikal dan sebagainya. Secara sederhanyanya, di sinilah pusat pertarungan FPP mengembalikan semuanya ke khittah Pancasila,” katanya.
Ketua Panitia Apel Kesetiaan pada Pancasila, Hudalloh Ridwan meminta utusan FPP dari berbagai daerah di Indonesia melakukan konsolidasi di daerahnya terkait poin penting ikrar. ”Penegasan diri sebagai individu Pancasila. Sebab banyak kelompok menghina, menghujat dan menebarkan keraguan pada ideologi,” ujarnya.