FOKUS JATENG-BOYOLALI-Memori kejadian bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 memantapkan kesiapan Pemkab Boyolali jika bencana tersebut terulang. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menggelar gladi penanggulangan erupsi di empat wilayah. Digelar selama dua hari mulai Selasa 17 Oktober 2017 di Joglo I Wisata Merapi Desa Lencoh.
Di lokasi tersebut untuk kegiatan gladi posko. Sedangkan hari Rabu 18 Oktober 2017 untuk materi gladi lapang di lapangan Desa Samiran, Kecamatan Selo. Diikuti 580 peserta dari 58 komunitas, sukarelawan, instansi pemerintah, serta TNI dan Polri.
Gladi posko materi yang disampaikan terkait kebencanaan serta informasi kegunungapian. Sedang untuk gladi lapang digelar simulasi dengan skenario terjadi bencana erupsi gunung yang terakhir kali erupsi pada 26 Oktober, tujuh tahun silam.
Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengajak semua pihak untuk menerapkan kesiapsiagaan dalam erupsi Merapi. ”Kesiapsiagaan menjadi bagian terpenting dalam membangun komunikasi dan koordinasi serta kesiapan di seluruh lini terbangun,” terangnya.
Menurut Said, ketika bicara tentang kebencanaan merupakan wilayah kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab bersama. Kecepatan dalam menangani kebencanaan mampu termenej dan terkoordinasi dengan baik.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan mitigasi bencana. “Salah satu bentuk mitigasi karena Merapi telah tujuh tahun berjalan dari 2010,” ungkapnya.
Kegiatan semacam ini menurut Sarwa dapat melatih profesionalitas dalam penanggulangan kebencanaan diharapkan dapat diikuti di daerah Magelang dan Klaten. ”Saat terjadi erupsi masyarakat siap. Dengan informasi yang cepat tersampaikan tidak ada korban,” tandasnya.