Wahid Foundation Bentuk Kampung Damai di Desa Nglinggi Klaten

Sambang warga di Desa Nglinggi, Klaten, Rabu 1 November 2017. (Joko Larsono/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – KLATEN – Wahid Foundation membentuk ”Kampung Damai” di Desa Nglinggi, Klaten, Rabu 1 November 2017. Terobosan ini menjadi langkah awal persemaian toleransi, antikekerasan, dan kuat (bukan saja dari sisi ideologi, tetapi juga dari sisi ekonomi).

Jazuli Kasmany, perwakilan Wahid Foundation mengatakan, organisasi ini fokus membangun masyarakat yang toleran dan kuat. Selain itu, Wahid Foundation memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan perdamaian dan mencegah pecahnya kekerasan. Sebab perempuan sangat dekat dengan lingkungan, khususnya terhadap anak-anak.

”Lembaga pimpinan Yenny Wahid ini membentuk kampung-kampung damai di tiga provinsi. Salah satunya di dDesa Nglinggi, Klaten. Sebelumnya melakukan deklarasi kampung damai di Sumenep yang dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo,”katanya dalam acara sambang warga di Desa Nglinggi, Klaten Selatan bersama Plt Bupati Klaten Sri Mulyani.

Kepala Desa Nglinggi Sugeng Mulyadi mengatakan, pemerintah desa setempat bekerja sama dengan Wahid Foundation dalam waktu dekat ini bakal mengembangkan potensi wisata yang ada di daerahnya. Pasalnya, desa tersebut berbasis pendidikan berlatar belakang air dan guna menambah pengetahuan serta ketrampilan anak sekolah.

”Rencana pengembangan wisata tersebut telah disiapkan lahan sekitar 10 hektare yang berasal dari tanah kas desa dan lahan masyarakat dalam bentuk kerjasama,” katanya.

Selain ingin mengembangkan wisata desa, diakui Sugeng, di desanya selama ini masih kental dalam berbagai keberagaman. Meski demikian, masyarakat menyadari pentingnya damai di atas perbedaan yang ada di daerah setempat, sehingga mereka terus berupaya menjaga perdamaian yang ada.

”Perbedaan tersebut bisa dilihat dari keberagaman yang melatarbelakangi warga ditilik dari agama yang mereka anut. Mayoritas beragama Nasrani, disusul Islam, Hindu. Di samping itu juga masih berjalan acara tradisi yang masih dijalankan oleh masyarakat yang melibatkan berbagai penganut agama,” tandasnya.