Jelang Seabad Karanganyar, Bupati Pimpin Ziarah ke Makam Leluhur. Salah Satunya Makam Mantan Presiden Soeharto

Bupati Karanganyar Juliatmono memimpin ziarah jelang Seabad Hari Jadi Karanganyar, Kamis 2 November 2017. (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Ziarah ke makam para leluhur pendiri Karanganyar sudah menjadi agenda rutin Pemkab Karanganyar jelang peringatan hari jadi. Ziarah rutin untuk hari jadi seabad Kabupaten Karanganyar tahun ini dikemas sangat sederhana, namun nampak lebih khidmad.

Prosesi ziarah dimulai dari makam Nyi Ageng Karang, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar. Pahlawan yang mempunyai nama kecil Raden Ayu Sulbiyah itu menjadi cikal bakal Karanganyar. Dilanjutkan  menuju makam Randusanga, Kecamatan Tasikmadu tempat pemakaman Ronggo Panambang I, pendamping perjuangan Raden Mas Said (Pangeran Sambernyowo).

Setelah itu, tempat yang diziarahi yakni makam KRMT Hardjohasmoro, di pemakaman Temu Ireng, Popongan, Kecamatan Karanganyar. Dia adalah Bupati Karanganyar pertama. Selanjutnya ziarah ke Astana Mangadeg, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih. Di makam RM Said atau Mangkunegara I, itu yang menjadi legenda dan semboyan Tri Darma dijadikan landasan warga Karanganyar.

Yakni melu handarbeni (merasa ikut memiliki) wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan) dan mulat sarira hangrasa wani (selalu introspeksi/mawas diri). Di kompleks itu juga, rombongan berziarah ke makam Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II dan III. Sebagai penutup rangkaian ziarah rombongan nyekar di makam astana Giri Bangun makam presiden ke 2 RI HM Soeharto.

Rombongan dipimpin Bupati Juliatmono dan dikuti Sekda Karanganyar Samsi serta jajaran perwakilan forkompinda. Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo tak nampak dalam ziarah lantaran sedang melakukan tugas luar kota.

Menurut Juliatmono, ziarah kali ini terasa lebih khidmad  dan berharap agar warga masyarakat tidak melupakan jasa besar para leluhur Karanganyar. ”Dalam momen seabad hari jadi Karanganyar saya berharap masyarakat dapat mengamalkan ide ajaran Raden Mas Said atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Ajaran beliau yang terkenal dengan semboyan Tri Dharma tersebut merupakan ajaran luhur untuk mengokohkan rasa nasionalisme dan merupakan tuntunan bernegara dan bangsa” tegas bupati.