FOKUS JATENG – SRAGEN – Hari Pahlawan Jumat 10 November 2017 mengingatkan pada sosok Admodimejo Sardi, warga Dusun Karang RT 4 RW 1, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen. Veteran pejuangan 1945 ini kini sudah berusia 96 tahun. Rumahnya di perbatasan antara Kecamatan Tanon-Sumberlawang, ini masih cukup klasik. berdinding papan kayu dan berlantai tegel.
Mbah Bayan Sepuh, panggilan akrab di kampung, adalah salah satu veteran saksi hidup sebagai pahlawan bangsa yang berhasil mengusir penjajah Belanda dan Jepang. Di masyarakat Sragen, Mbah Admo dikenal sebagai pejuang pemberani, disiplin, dan jujur saat menjalankan tugas-tugasnya demi mempertahankan kemerdekaan.
Dia lahir di Sragen pada tanggal 19 Agustus 1921. Meski usianya sekarang sudah hampir seabad, namun ia masih terlihat gesit dan sehat bugar. Namun, penglihatan dan pendegarannya sudah berkurang.
Sehari-hari dia mencangkul di sawah dan berkebun di samping rumah. Bahkan setiap malam dia masih aktif dan rutin menjaga keamanan kampung serta sambang rumah warga serta anak cucu untuk memastikan keamanan.
Jiwa perjuangan suami dari Ny Sikem (alm) ini masih berkobar-kobar. Pemuda-pemudi dan orang kampung selalu menberikan waktu buat veteran ini mengenakan seragam khas pejuang. Ketika diminta berbicara di hadapan masyarakat, Mbah Admo menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan yang telah gugur. Selain itu memberikan motivasi semangat kepada anak cucu.
”Iya le, kalau malam ya keliling kampung. Biasa saja sambang tilik rumah e anak cucu agar nggak suntuk. Jalan kaki biar badan simbah gerak seperti ini. Anak cucu harus selalu menjaga persatuan, kerukunan, dan keaman kampung juga ya,” tuturnya.
Sementara itu, Admodimejo sebagai sosok pejuang. Setelah pensiun menjadi pejuang pada tahun 1941, dipercaya pejabat desa menjadi perangkat Desa Gading. Yakni sebagai bayan atau kepala dusun. Kakek ini mengabdi menjadi perangkat desa hampir 30 tahun dan berakhir pensiun menjadi perangkat desa pada tahun 1988. Saat menjadi perangkat desa dikenal oleh warga tegas disiplin dan jujur.
Andi Kendel, salah satu warga setempat menceritakan bagaimana sosok Mbah Bayan Sepuh tersebut di kampung. Mbah Bayan patut dicontoh, baik semangatnya, kegigihannya, dan sosoknya yang peduli dengan kampung.
”Wah, sering itu Mas (keliling kampung malam hari). Saat keliling selalu pakai tongkat kayu kepala ular dan bawa senter. Ketika kita di pos ronda, simbah masih sering menceritakan pengalamannya zaman dulu mengusir penjajah,” kata dia.
Sekdes Gading Sarno mengatakan, Admodimejo patut di contoh. Sebab pengabdian dan perjuangan sebagai pejuang 45 dan sebagai perangkat desa selalu dikenang warga setempat. ”Ketekunan, kedisiplinan, dan kejujurannya bisa menjadi tauladan kepada generasi muda untuk saat ini,” jelasnya.