FOKUS JATENG-SRAGEN-Pemkab Sragen terus memutar otak untuk membenahi kawasan wisata religi Gunung Kemukus. Wisata legendaris itu akan ditata untuk mengubah image positif. Pembenahan itu di antaranya penertiban homestay yang statusnya ada sekitar 200 unit yang masih ilegal.
Kepala Desa (Kades) Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Herdiyana bersama pengelola wisata Gunung Kemukus M. Suparno menggelar acara gerakan sadar wisata dengan Kementerian Pariwisata. Pada kesempatan itu, Herdiyana mengaku, saat ini tidak ada homestay yang layak di sekitar kawasan Gunung Kemukus.
Pihaknya mengharapkan ada alokasi dana untuk pemilik homestay. Agar bisa muncul homestay di kawasan Kemukus yang layak dengan fasilitas yang baik. ”Jadi ada sekitar 200 homestay, semuanya belum berizin. Masih mungkin dikeluarkan izin jika sudah ditata. Kami sudah mengarahkan pada memilik homestay, namun semuanya tergantung pendanaan,” jelasnya Kamis 16 November 2017.
Total homestay di sekitar Gunung Kemukus, 10 persen di antaranya berada di kawasan sabuk hijau atau genangan Waduk Kedungombo. Sehingga perlu ditertibkan. Sedangkan 63 di antaranya memiliki fasilitas karaoke yang semuanya tidak memiliki izin. ”Homestay yang ada, 50 persen dikelola warga lokal dan sisanya dari luar kawasan Kemukus,” papar dia.
Sementara itu, M. Suparno menyampaikan, jika ada homestay di Kemukus, dinilai tidak layak. Seperti belum ada kamar mandi dalam, hingga masih terbuat dari sekat kayu dan bambu. Soal homestay di kawasan Kemukus yang dianggap jadi tempat esek-esek, pihaknya mengatakan tidak mengetahui.
”Adanya homestay sebenarnya untuk tamu dari luar kota. Soal digunakan untuk kegiatan negatif kami belum mengetahui karena tidak mengawasi satu per satu. Namun diharapkan ada homestay yang standar di kawasan Kemukus,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Sri Rahayu Budiarti, staf fungsional Kemenpar menjelaskan, pemerintah pusat punya program 100 ribu homestay di seluruh Indonesia. Program ini kerja sama dengan Kementerian PUPR. ”Kalau kawasan itu merupakan destinasi wisata dan masyarakat sudah siap, ada kriteria untuk menjadi homestay,” terangnya.