Reportoar ”Adeging Kabupaten Karanganyar ” dan Aeromodeling Pukau Warga di Perayaan Seabad Karanganyar

Reportoar Adeging Kabupaten Karanganyar di Alun-Alun Karanganyar, Sabtu 18 November 2017. (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Puncak upacara Seabad Hari Jadi Karanganyar ditandai pagelaran tari kolosal bertajuk ”Adeging Kabupaten Karanganyar”. Para peserta upacara dan khalayak terpukau penampilan reportoar sendratari di Alun-Alun Karanganyar, Sabtu 18 November 2017. Atraksi ini digelar usai upacara peringatan Hari Jadi ke-100 Karanganyar.

Sendratari yang dijadikan secara kolosal di Seabad Karanganyar, Sabtu 18 November 2017. (credit-Suroto/Fokusjateng.com)

Sendratari kolosal ini dimainkan 1.200-an orang secara kompak. Tari berdurasi 20-an menit itu berkisah tentang perjuangan RM Said yang didukung Nyi Ageng Karang, hingga berdirinya kabupaten di kaki Gunung Lawu ini.Adegan pasukan pemanah dan prajurit bersenjata tombak, dengan apik dimainkan penari, yang merupakan siswa dari berbagai sekolah di Karanganyar.

Selain itu para penonton juga disuguhi atraksi delapan penerjun  payung , Dua di antaranya terjun dengan membawa bendera merah putih raksasa dan bendera kuning bertuliskan ”Dirgahayu 100 Tahun Kabupaten Karanganyar”. Mereka mendarat dengan mulus di Alun-Alun, setelah diterjunkan dari pesawat Casa yang take off dari Lanud Adi Soemarmo, Colomadu.

Sebelum atraksi terjun payung, warga sudah dihibur dengan atraksi aeromodelling yang dimainkan sejumlah atlet aeromodelling binaan Lanud Adi Soemarmo.Diawali sebuah helikopter model yang terbang meliuk-liuk naik turun dengan sudut tajam, disusul lima pesawat model yang terbang sahut-sahutan di atas udara. Atraksinya membuat penonton berdebar, karena terkadang terbang dalam jarak berdekatan.

Tiga atraksi pemuncak tersebut digelar usai seremoni upacara peringatan Seabad Karanganyar. Dihadiri seluruh jajaran Forkopimda Karanganyar dan pejabat di lingkungan Pemkab, upacara tersebut kental dengan nuansa Jawa. Peserta upacara dan tamu undangan memakai busana adat Jawa. Penyampaian tata cara upacara maupun sambutan juga menggunakan Bahasa Jawa.

Yang menarik, upacara tersebut dihadiri sejumlah lansia di Karanganyar, yang usianya 100 tahun atau lebih, atau mendekati usia 100. Mereka menjadi tamu kehormatan dan ditempatkan di panggung kehormatan, yang berada di sisi selatan Alun-Alun, bersama tamu undangan lain.

Ditemui usai upacara, Bupati Juliyatmono menyampaikan kegembiraannya, karena Karanganyar telah melewati usia yang istimewa, yakni seabad. ”Ini luar biasa. Karena itu, mari jaga Karanganyar sebaik-baiknya. Berikan yang terbaik untuk Karanganyar. Semoga ke depan semakin sejahtera dan jaya. Apapun yang kita abdikan, sekecil apapun kebaikan, untuk Karanganyar. Kami berharap, seratus tahun mendatang, Karanganyar masih tetap jaya dan lestari,” tuturnya.

Dia juga berharap, seluruh elemen masyarakat di kabupaten seluas 773,8 kilometer persegi bisa terus menjaga nilai-nilai persatuan dan nilai kebhinekaan, dalam bingkai Pancasila.

”Seperti yang ditunjukkan para pendiri Karanganyar, yang tertuang dalam tari kolosal yang tadi dipentaskan. Tetap jaga persatuan kesatuan di bumi Karanganyar yang bersejarah ini. Kami berharap, ke depan akan lahir pemimpin-pemimpin besar dari Karanganyar,” imbuhnya.