Pelihara Lebah Liar, Beternak Ekstrem ala Sri Mardiyati Warga Mudal Boyolali

Seorang pengunjung menikmati madu yang dihasilkan dari lebah liar di Desa Mudal, Boyolali Kota, Senin 20 November 2017. (Ichwan Prihantoro/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tidak semua hewan dianggap menarik, seperti halnya lebah liar. Namun Sri Mardiyati, warga Dusun Karangbulu, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota ini justru memilih budidaya lebah liar yang sudah langka.

Beternak lebah liar menggunakan media kotak kayu di Desa Mudal, Boyolali Kota, Senin 20 November 2017. (credit-Ichwan%20Prihantoro/Fokusjateng.com)

Lebah liar atau lebah jawa ini pun termasuk sulit dibudidayakan karena biasanya hidup liar di hutan. Guru SMAN 2 Boyolali ini membudidayakan lebah Jawa di sekitar rumahnya. Saat ini di pekarangan seluas 4.000 m2 miliknya terdapat 100 kotak sarang lebah.

”Untuk mencari bibitnya ya harus berburu ke desa desa hingga ke dasar jurang,” katanya Senin 20 November 2017. Lebah tersebut, setelah masuk kotak, akan mencari makan sendiri.Beruntung, di halaman rumah, kebun dan ladang sekitar banyak sumber nektar sebagai makanan utama lebah.

Panen madu dilakukan setiap empat bulan sekali. ”Karena ada 100 kotak, panen tidak serentak, bisa dua sampai tiga hari sekali,” ujar dia. Satu kotak lebah, kata Sri, bisa menghasilkan sedikitnya 1kg madu, yang dia jual Rp 150ribu/200cc madu murni dan Rp 500 ribu/ kg madu beserta sarangnya. Hanya saja, dia tidak memasarkan madu ke toko- toko. Kebanyakan pembeli adalah masyarakat sekitar yang datang langsung ke tempatnya.