Konservasi dan Resik-Resik Lereng Merbabu, Selamatkan Mata Air untuk Anak Cucu

Forum UPK se-Kabupaten Boyolali, Muspika Ampel, dan relawan tanam pohon di lereng Merbabu Dusun Timboa, Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, Boyolali, Minggu 3 Desember 2017. (Gunawan/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Menjaga kelestarian alam menjadi tanggung jawab masyarakat luas. Untuk itu, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Mutiara Abadi Kecamatan Ampel, Boyolali, tergerak menggelar aksi sosial melestarikan alam Gunung Merbabu, Minggu 3 Desember 2017.

Bentuk kegiatannya yakni resik-resik lereng Merbabu dan menanam bibit pohon mencapai 2.000 batang. Peserta yang dilibatkan dalam aksi ini di antaranya dari Forum UPK se-Kabupaten Boyolali. Selain itu relawan dan pecinta alam dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Jepara, dan Boyolali.

Pemberangkatan konservasi dan resik-resik Merbabu dari lapangan Kecamatan Ampel, Boyolali, Minggu pagi 3 Desember 2017. (credit-Gunawan/Fokusjateng.com)

”Sumber dana untuk kegiatan ini dari dana sosial forum UPK Kabupaten Boyolali,” terang Kepala Bagian (Kabag) Administrasi dan Umum UPK Mutiara Abadi Kecamatan Ampel, Habib Asnawi, di sela kegiatan.

Pecinta alam dari Boyolali yang dilibatkan dalam kegiatan ini yakni dari Primapala Ampel dan Rempala Ampel. Pada kesempatan itu dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Usaha Ekonomi dan Kebudayaan Masyarakat Bapermasdes Boyolali Gatot Murdiyanto. Kemudian Camat Ampel Siti Askariyah dan Kapolsek Ampel AKP Margono turut menanam pohon.

Penanaman pohon ini terbagi menjadi dua lokasi. Yakni di Dusun Timboa, Desa Ngadirojo dan air terjun Tempuran, Ngagrong, Kecamatan Ampel. Jenis bibit pohon yang ditanam yakni bintami, pampung, dan pohon endemis lereng Merbabu. ”Kadang karakteristiknya berbeda dengan gunung lain. Jadi bibit pohon yang ditanam jenis tertentu,” papar dia.

Tujuan konservasi ini, lanjut dia, menjaga lingkungan agar mata air tidak hanya sekadar cerita bagi anak cucu, tapi betul-betul ada dan bisa memanfaatkan. ”Kami tidak hanya pengguna air Merbabu, tapi juga peduli alam dan ikut melestarikannya,” papar dia.

Sementara itu, Kabid Usaha Ekonomi dan Kebudayaan Masyarakat Bapermasdes Boyolali Gatot Murdiyanto berharap kegiatan yang dilaksanakan tersebut menimbulkan manfaat. Kegiatan konservasi dan resik-resik Gunung Merbabu ini untuk kemanusiaan dan anak cucu ke depan.

”Tidak meninggalkan air mata bagi anak cucu kita, tapi meninggalkan mata air untuk anak cucu kita,” tegasnya.

Kepala BTNGM Edy Sutiyarto mengatakan, masyarakat harus selalu ingat adanya bahaya atau bencana terkait dengan lingkungan. Bahaya atau bencana ini tidak hanya terkait kebakaran hutan dan lahan, tapi juga banjir dan longsor di musim hujan.

”Bencana alam yang terkait lingkungan ini sudah cukup banyak. Maka masyarakat selalu waspada,” terangnya.

Dengan menyikapi ancaman bencana alam ini, pihaknya mengajak masyarakat mengoptimalkan lembaga, organisasi, atau kelompok masyarakat yang sudah ada. Sehingga tidak perlu membentuk lembaga lagi karena banyak urusan dan tidak efektif.

”Dioptimalkan lembaga yang sudah terbentuk. Ke depan kalau ada masalah kebencanaan, masyarakat sudah siap. Untuk bersama-sama berperan saling bahu-membahu dengan semua unsur bersama masyarakat,” jelasnya.