FOKUS JATENG – SRAGEN – Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, Pemkab Sragen menggelar kampaye penanggulangan HIV/AIDS di Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Selasa 5 Desember 2017. Kegiatan ini dihadiri langsung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Dia berkeinginan bahwa Gunung Kemukus bersih dari praktik-praktik prostitusi dan kemaksiatan. Konsep apapun untuk obyek wisata itu, apakah menjadi wisata religi atau wisata keluarga, bisa diterapkan. Pemkab Sragen sendiri berusaha untuk membersihkan tempat-tempat wisata yang selama ini kerap disalahgunakan untuk praktik prostitusi.
Setelah Gunung Kemukus, rencana ke depan untuk obyek wisata yang ingin ditata dan dibersihkan dari praktik-praktik prostitusi adalah obyek wisata Bayanan, Kecamatan Sambirejo serta Pasar Nglangon.
”Konsep apapun monggo, kami terbuka. Apabila ada yang mau urun konsep, mari, silakan. Namun intinya Gunung Kemukus harus bersih dari praktik prostitusi,” tegas Bupati Yuni.
Terkait konsep Gunung Kemukus, pihaknya juga mendengar aspirasi warga. Yakni bagaimana keinginan mereka untuk pengembangan obyek wisata yang menjadi makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan tersebut.
Yuni mengungkapkan, jalur wisata Sangiran-Waduk Kedungombo dan Gunung Kemukus sudah menjadi area nasional. Sehingga menjadi tanggung jawab semua pihak. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga Pemkab Sragen.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen Haryoto menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan puncak peringatan HAS Kabupaten Sragen. Sedangkan tema yang diusung.
”Saya Berani, Saya Sehat”. Pihaknya mengundang warga di sekitar Gunung Kemukus untuk mengikuti voluntary counseling dan testing (VCT). ”Untuk menggelar tes VCT kami melibatkan empat tim medis dari empat puskesmas,” tegas dia.
Ditanya hasil dari VCT tersebut, Haryoto belum dapat menyampaikan. Namun KPA memastikan akan melakukan pendampingan kepada warga yang positif HIV. Hanya saja tidak semua warga yang hadir bersedia mengikuti VCT.
Tanpa menyebut jumlah secara rinci, Haryoto mengungkapkan, banyak warga yang enggan mengikuti tes tersebut. Sebenarnya tes tersebut untuk meyakinkan warga yang tinggal di kawasan Gunung Kemukus tidak tertular HIV/AIDS. Karena Kemukus mempunyai citra kurang baik dan ditengarai menjadi salah satu tempat penularan HIV, terbesar di Bumi Sukowati.