FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Gudang sampah PT Abisatya Kencana Mulya (AKM) di Colomadu, Karanganyar, resmi ditutup. Namun, penutupan ini merembet ke persoalan lebih pelik. Selain pengelolaan sampah sistem zero waste management di Karanganyar batal, pembuangan limbah rumah tangga di wilayah rintisan juga tidak mudah.
”Atas nama Pemerintah Kabupaten Karanganyar, gudang PT AKM diambil alih supaya pengambilan sampah rumah tangga bisa berjalan. Gudang PT AKM saya minta ditutup sambil berfikir cara lain,” kata Bupati Karanganyar Juliyatmono kepada awak media Rabu 13 Desember 2017.
Pascapenutupan gudang itu pada Minggu (10/12), berton-ton sampah yang mengendap di sana dipindah ke TPA Sukosari. Pengelolaan sampah setelahnya mengunakan cara lama, yakni mengambilnya dari rumah ke rumah dan dikumpulkan ke tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum dijemput armada ke TPA. Cara yang seharusnya dihindari ini, terpaksa dipakai lagi.
”Sambil dicari tempat lain untuk menggarap pengolahan sampah, untuk sementara ditempatkan loader dan dump truck di TPS Desa Gawanan. Akan direkrut lagi eks buruh pemungut sampah PT AKM,” jelasnya. Puluhan buruh itu diberhentikan PT AKM bersamaan penutupan gudangnya.
Mereka juga belum menerima upah berbulan-bulan dari perusahaan itu. Bupati mengakui problem non teknis memaksa gudang sampah PT AKM ditutup. Perizinannya dihambat oleh lingkungan sekitar.
Meski demikian, program zero waste management bakal dirintis kembali dengan mencari lahan baru minim sengketa. Wilayah rintisan ini selain di Colomadu juga di Gondangrejo dan Jaten. Sedangkan gudang yang terlanjur disewa PT AKM di Dusun Tanon Lor Desa Gedongan bisa dimanfaatkan pelatihan usaha dan UMKM.
”Supaya komplain dari lingkungan enggak berkepanjangan, gudangnya kita ambil alih. Nantinya bisa dipakai home industry oleh ibu-ibu PKK. Salah satunya pembuatan sabun dari kelapa,” jelas Juliyatmono.