UNS Juara 1 Lomba Karya Tulis Mahasiwa Sciencesational UI 2017

Para anggota peserta karya tulis mahasiswa Sciencesational 2017 foto bersama (Dok. Humas UNS/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SOLO – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas (UNS) Surakarta menjadi juara 1 lomba karya tulis mahasiswa Sciencesational 2017. Acara ini digelar pada 15-18 November 2017 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Sciencesational 2017 adalah kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Acara ini terdiri dari 2 kompetisi, yaitu kompetisi Legislative Drafting (Perancangan Undang-Undang) dan kompetisi Karya Tulis Ilmiah.

Kegiatan Sciencesational merupakan kegiatan tahunan, yang tahun ini diselenggarakan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Kompetisi Karya Tulis Ilmiah dengan tema ”Optimalisasi Ekonomi Kreatif untuk Penguatan Perekonomian Indonesia” diikuti satu delegasi dari Fakultas Hukum UNS.

Yakni beranggotakan Padma Widyantari (2015), Aries Aditya Putra (2016), dan Gatut Adhi Suwandaru (2016). Kompetisi Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap seleksi berkas dan tahap presentasi. Terdapat tujuh tim yang lolos tahap seleksi berkas dan berhak mengikuti tahap presentasi.

Delegasi dari UNS berhasil lolos sampai pada tahap presentasi  dan berhasil meraih juara satu Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Sciencesational 2017. Sciencesational 2017 diikuti oleh 5 finalis kompetisi Legislative Drafting dan 7 finalis kompetisi karya tulis ilmiah. Total terdapat 6 Universitas dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dalam  Sciencesational 2017.

”Sciencesational 2017 diselenggarakan untuk menemukan solusi optimal atas permasalahan perekonomian di Indonesia ditinjau dari segi hukum. Sebelumnya, Indonesia lebih menekankan industri berbasis sumber daya alam dan padat karya untuk pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Gatut Adhi Suwandaru.

Kemudian, lanjut dia, masa pemerintahan B.J. Habibie melihat Indonesia sulit bersaing apabila hanya mengandalkan pada industri yang padat sumber daya alam dan padat karya. Muncullah pemikiran bahwa transformasi perekonomian dapat dilakukan melalui pendekatan industrialisasi berbasis teknologi yang padat modal dan mengunggulkan kapasitas sumber daya manusia yang andal.

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pemrakarsa pengubahan orientasi ekonomi. Yaitu dengan ekonomi kreatif. Pada era pemerintahan Joko Widodo saat ini, keseriusan membangun perekonomian dengan jalan ekonomi kreatif meningkat. Terbukti dengan dibuatnya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berdasarkan Perpres Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif.

Bekraf merupakan lembaga non kementerian yang bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif  di Indonesia serta bertugas membantu presiden da;am merumuskan, menetapkan, mengkoordinasikan, dan menyingkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Namun, pemerintah masih menghadapi beberapa permasalahan terkait ekonomi kreatif.

Permasalahan terkait peraturan yang mengatur mengenai eknomi kreatif maupun permasalahan terkait eksekusi kebijakan di bidang ekonomi kreatif dirasa masih belum optimal. Oleh karena itu Bekraf bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyelenggarakan kompetisi untuk mencari ide-ide baru yang mampu menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif sehingga bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

”Pengalaman yang sangat menyenangkan, ini pertama kalinya bagi kita mengikuti lomba tingkat nasional. Bersyukur pengalaman pertama kami bisa lolos seleksi berkas dan juga menjadi juara 1. Gugup, tidak percaya diri, merasa tertekan dengan lawan sempat kami rasakan. Tapi kami mencoba melawan hal tersebut, cukup dengan berpikiran bahwa ini karya kami, kami hanya ingin menyampaikan gagasan kami. Dan itu berhasil, kami melawan semua perasaan negatif tersebut”, ujar Aries Aditya Putra, peserta lomba.

Padma Widyantari, peserta lain berpesan kepada seluruh mahasiswa/i UNS, khususnya mahasiswa/i fakultas hukum, jangan takut mengutarakan gagasan.

”Jangan takut ditertawai karena gagasan kalian tidak diterima. Gagasan kalian adalah harta kalian, kompetisi adalah tempat yang ideal untuk menyalurkan hal tersebut. Jangan takut gagal, hal yang perlu ditakuti adalah jika kamu tidak berani memulai”, imbuhnya.