FOKUS JATENG – KARANGANYAR – Organisasi masyarakat berkomitmen menjadi benteng idiologi negara. Yakni Pancasila dan tetap mendukung NKRI sebagai salah pilar bernegara. Komitmen ini berdasarkan perkembangan sosial politik yang kian mengancam eksistensi Pancasila dan NKRI.
Komitmen Pemuda Pancasila (PP) ini disampaikan oleh Sekretaris MPW PP Jawa Tengah Paryono, SH, MH usai diklat pembaretan komando inti (koti) di Segoro Gunung, Kemuning, Karanganyar, Selasa 19 Desember 2017. Dalam kesempatan tersebut, di hadapan ratusan kader, Paryono menyampaikan bahwa PP harus menjadi garda terdepan dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI.
”Kita sebagai anak bangsa yang tidak buta sejarah harus selalu siap menjadi Tameng pancasila Dan NKRI dari segala macam rongrongan baik dari dalam maupun luar,” tegasnya.
Selain itu, Paryono menjelaskan, diklat politik ini juga bertujuan memberikan pembekalan kepada para kader tentang wawasan bela negara .
”Diklat ini diikuti 170 anggota PP Karanganyar. Tujuannya mereka menjadi garda terdepan untuk mempertahankan Pancasila dan NKRI,” tegas dia.
Sekarang, lanjut dia, mulai banyak yang berani mengotak-atik dan mengganggu Pancasila. Maka PP harus mempersiapkan diri untuk menjadi garda terdepan dalam mempertahankan Pancasila. Karena Pancasila adalah idiologi yang pas di negara ini.
”Dengan kemajemukan yang ada, Pancasila adalah idiologi yang relevan,” lanjut Plt Ketua MPC PP Karanganyar, ini.
Digelarnya diklat koti bagi anggota PP MPC Karanganyar menjadi bekal sebelum mereka turun ke masyarakat. Sejuah ini, struktur organsiasi PP Karanganyar selain PAC di tingkat kecamatan, sudah sampai di tingkat ranting atau desa.
”Sudah 95 persen pengurus di tingkat ranting sudah terbentuk. Olah karena itu, sebelum mereka turun ke masyarakat, kita berikan rasa cinta dan rasa memiliki Pancasila. Mereka menjadi garda terdepan untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk membumikan Pancasila,” tandasnya.
Menurut salah satu Komandan Koti Pemuda Pancasila Karanganyar, Agus Pramono Jati, diklat koti merupakan lanjutan diklat yang digelar di setiap Kecamatan. Seratusan anggota PP yang mengikuti Diklat Koti merupakan gabungan pemuda dari berbagai organisasi masyarakat maupun partai politik.
”Pemuda Pancasila bukan merupakan ormas sayap partai apapun. Anggota PP dari berbagai partai, suku, kelompak lainnya. PP juga berasal dari berbagai latar belakang seni bela diri Indonesia semua bergabung menjadi penjaga Pancasila dan NKRI,” imbuhnya, sembari menambahkan Diklat Koti diakhiri dengan proses pembaretan.