FOKUS JATENG-BOYOLALI-Satu bocah asal Boyolali suspect difteri. Siswa kelas IV SD itu mendapat perawatan di rumah sakit di Salatiga. Namun harus dirujuk ke RSUD Kariadi Semarang untuk penanganan lebih lanjut.
”Iya, pasien dirujuk di (RSUD) Kariadi, Senin 18 Desember 2017),” terang Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Sherly Jeanne Kilapong, ketika dikonfirmasi wartawan Selasa 19 Desember 2017.
Pasien ini masih suspect difteri. Lantas untuk kepastiannya menunggu hasil tes laboratorium RSUD Kariadi. Untuk penanganan lebih lanjut, bocah asal Ngadirojo, Kecamatan Ampel, tersebut diberlakukan sebagai pasien penyakit difteri. ”Jika positif difteri in setelah mengetahui hasil usapan tenggorokan positif,” jelas dia.
Dinkes sudah melakukan penyelidikan epidemiologis sembari menunggu hasil tes laboratorium RSUD Kariadi Semarang, apakah benar terduga Difteri, positif Difteri, akan dilakukan ORI (Outbreak Response Immunization). ”Sekarang dalam tahap persiapan. Barusan kami rapatkan dengan Direktur RS dan Kepala Puskesmas se-Boyolali untuk menyiapkan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina menjelaskan, penyakit yang diderita seorang anak asal Ampel yang kini dirawat di RSUD Kariadi, itu mengarah ke difteri. Tapi untuk kepastiannya, pihaknya menunggu hasil tes laboratorium. ”Hasilnya positif atau tidak, menunggu tes laboratorium itu,” katanya.
Stok atau persediaan vaksin difteri untuk imunisasi difteri (DPT) per bulan Desember 2017 ada 1.268 vial. Jumlah sasaran 1.217 anak. Di mana kebutuhan idealnya 608 vial. ”Masih cukup aman,” jelasnya.