FOKUS JATENG – SRAGEN – Hari Ibu mengingatkan kita kepada ibu-ibu di Dusun Ngldeog, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen. Mereka tergolong wanita tangguh. Sebab, demi menjaga perekonomian keluarga, nekat menyusuri sungai menggendong pasir.
Rasa dingin dan arus sungai anak Bengawan Solo tak menjadi masalah dan untuk menjalankan pekerjaan yang sungguh berat tersebut. Ketika fokusjateng.com berkunjung di lokasi tambang pasir, kebanyakan alasan ibu-ibu tersebut hanya membantu mencari nafkah suaminya. Dengan harapan agar bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sedangkan sang suami mengeruk pasir dari dasar sungai. Tetapi ibu-ibu ini selain mengeruk pasir dari dasar sungai dengan cara menyelam, juga mampu menggendong hingga di atas sungai. Siti (50), warga Dusun Ngledog mengatakan, pertama kali dirinya bersama sang suami Sarmo(60), yang pertama menambang di sungai.
Sekitaran tahun 90-an, setiap hari setelah selesai masak dirinya bersama suami dan penambang pasir lainnya mengambil pasir di bawah dasar sungai. Kemudian langsung diangkut ke jalan untuk dikumpulkan hingga penuh dan menunggu truk pembeli pasir datang.
”Saya sama suami saya dulu yang pertama kali cari pasir di sungai ini. Sekarang seluruh kampung sini mencari penghasilan disini. Kalau untuk yang beli biasanya datang kesini bawa truk,” tuturnya.
Sementara itu, Sekdes Gading Sarno kepada wartawan mengatakan, memang pasir di sungai Ngledog kurang begitu diminati masyarakat. Tapi juga masih menjadi alternatif pilihan masyarakat kedua. ”Kalau pasir itu nanti bagus kemungkinan nanti BUMDes bisa membeli di sini dengan harga yang layak,” kata dia.