FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) identik dengan tempat kumuh dan kotor. Tak heran, TPA dibangun jauh dari pemukiman penduduk agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat.
Namun, kondisi berbeda nampak di TPA Winong, Kecamatan Boyolali Kota. Petugas TPA berupaya menghapus image negatif dengan membuat taman di TPA tersebut. Taman sengaja dibuat di bagian depan agar mudah dijangkau warga.
Tak heran, setiap hari, utamanya pada sore dan hari libur, banyak warga sekitar bermain di taman tersebut. Orang tua memilih mengajak anak- anaknya bermain karena dinilai aman dan jauh dari jalan besar.
Sejumlah permainan pun tersedia seperti ayunan dan kuda- kudaan. Tempatnya teduh karena lokasinya banyak ditumbuhi tanaman berdaun rimbun. Apalagi terdengar suara gemericik air jernih di pojok taman menambah suasana asri.
Salah satu anak, Marsya (10) mengaku senang bermain di taman tersebut. Selain bisa bermain sepuasnya, lokasinya juga dekat dengan rumahnya sehingga mudah dijangkau. Tak heran, hampir setiap sore, dia bersama sejumlah temannya bermain di sana.
“Iya, kalau sore sering bermain di sini. Lebih aman karena jauh dari jalan raya,” katanya.
Misdi (58) warga setempat mengakui, taman di TPA Winong kini menjadi salah satu tempat bermain yang populer di kalangan warga. Hampir setiap sore, taman selalu ramai dengan warga yang mengajak anaknya bermain mengisi waktu luang. “Taman itu menjadi tempat bermain favorit bagi anak- anak,” terang dia.
Kepala UPT TPA Winong, Boyolali, Suwarno mengakui, pembangunan taman tidak lepas dari upaya Bupati Seno Samodro untuk mengubah image negatif tentang tempat pembuangan sampah. Pasalnya, selama ini TPA senantiasa identik dengan tempat kumuh. “Kini, taman menjadi jujuga warga sekitar untuk bermain,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya masih dipusingkan dengan bau busuk dari pembusukan sampah. Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya dengan upaya menimbun sampah menggunakan tanah. Sampah dipadatkan dulu dengan alat berat.
Barulah kemudian tumpukan sampah ditimbun tanah agar cepat membusuk dan berubah jadi kompos. Nantinya, kompos digunakan untuk memupuk tanaman, khususnya di taman- taman yang dikelola Pemkab Boyolali.
“Kami juga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk penelitian tentang cara mengurangi bau busuk dari sampah. Sehingga masyarakat bisa lebih nyaman bermain di taman ini,” tegasnya.
Dijelaskan, saat ini produksi sampah yang masuk ke TPA Winong mencapai 70 ton/ hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6 ton/ hari diolah langsung menjadi kompos. Sisanya dibuang dan dipadatkan menggunakan begu atau alat berat.