FOKUS JATENG-BOYOLALI-Hampir semua sekolah formal akhir-akhir ini banyak melakukan improvisasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya. Dengan kondisi ini, banyak sekolah yang merasa kesulitan untuk mendapatkan siswa baru karena kalah bersaing baik dalam segi kualitas maupun fasilitas.
Hal ini diungkapkan Titik Murdianasari, pemilik Nabulatunnajah English Course Kacangan, Andong, Boyolali, Kamis 4 Januari 2018. Meski demikian, kata dia, tidak begitu yang dirasakan pengelola Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Watu Gede, Kecamatan Kemusu, Boyolsli. “Madrasah ini berada jauh dari jangkauan kecamatan dan masih termasuk madrasah pelosok,” terangnya.
Titik merintis Kampoeng English Kacangan, Andong, Boyolali. Dia mengajarkan pembelajaran bahasa Inggris dengan enjoy dan penuh kegembiraan, sehingga anak didik pun enggan untuk berpisah. “Pembelajaran bahasa Inggris itu akan lebih mudah diterima dan dipahami jika proses pembelajaran yang disampaikan terkesan dan asyik,” tutur dia.
Madrasah ini, lanjut dia, melakukan peningkatan kualitas dengan cara yang berbeda dan ini merupakan kali pertama di Kecamatan Kemusu, khususnya dan Kabupaten Boyolali pada umumnya. Karena selain nguru-uri jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan maksimal, madrasah ini melakukan terobosan baru dengan melaksanakan english camp.
Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan yang memaksimalkan pembelajaran bahasa Inggris dan kemandirian serta berkharakter. “Meski termasuk madrasah pelosok, namun kualitas kami tidak kalah dengan madrasah kota. Dan anak desa tidak kalah pinternya dengan anak kota,” terang Nur Laili Masyhuri, kepala madrasah setempat.
Dijelaskan, dengan english camp ini para siswa antusias ikut dan bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan yang begitu padat. Adapun pelaksanaan kegiatan english camp ini beliau bekerja sama dengan sebuah lembaga non formal yakni Nabilatunnajah English Course yang didirikan Titik Murdianasari.