Surplus Pangan, Komisi IV DPR RI Sayangkan Langkah Pemerintah Impor Beras

Anggota Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo salam komando dengan Wabup Sragen saat kunker di Gudang Bulog Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Selasa 6 Februari 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Anggota DPR RI Edhy Prabowo menyayangkan langkah pemerintah terkait impor beras. Hal ini dinilai bertolak belakang dengan realitas di lapangan. Sebab, stok pangan, utamanya di Jawa Tengah, surplus pangan.

Hal ini dikatakan Edhy saat kunjungan kerja (kunker) Komisi IV DPR RI di Gudang Bulog Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa 6 Februari 2018. Legislator senayan meninjau langsung kondisi stok pangan tahun 2018 di Gudang Bulog Sub Divre III Surakarta.

Edhy mengatakan, berdasarkan penjelasan langsung dari Kepala Bulog dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, stok pangan hingga bulan April masih aman. “Pada musim panen ini dihasilkan beras sekitar 20,7 juta ton dengan rincian, Januari 2,6 juta ton, Februari 5,7 juta ton, Maret 7 juta ton, dan April sekitar 5,5 juta ton,” paparnya.

Kondisi ini menjawab keraguan Kementerian Perdagangan dan Menko Perekonomian tentang stok pangan tahun 2018 kurang, sehingga dilakukan impor beras. Pihaknya menyayangkan impor beras mencapai 500 ribu ton dengan alasan stok beras di Bulog di bawah satu juta ton.

“Yang dikhawatirkan hanya diukur di bawah satu juta ton, lalu impor. Ini tidak ada aturannya. Ini kan di Bulog bukan cadangan rumah tangga dan pengusaha petani. Kalau dihitung kan lebih,” tandasnya.

Seharusnya, lanjut dia, Bulog diberikan tugas untuk menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya. Karena saat ini sedang panen besar. “Namun demikian Bulog juga harus diberikan modal untuk pengadaan gabah dari petani. Pemerintah hanya memberikan tugas kepada Bulog, sementara anggaran dikucurkan di belakang. Akhirnya Bulog menanggung utang,” tegasnya.