Butuh Uluran Tangan Dermawan, Bocah 4 Tahun di Karanganyar Idap Kulit Melempuh

Alfarro Muhammad Zaki, bocah penderita kulit melepuh digendongan, Senin 19 Maret 2018. (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Seorang bocah berusia 4 tahun asal Karanganyar, menderita penyakit aneh. Sebab seluruh kujur tubuhnya penuh luka layaknya luka terbakar. Ironisnya, bocah dengan nama lengkap Alfarro Muhammad Zaqi ini lahir dari keluarga tak mampu, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Agus Suparno, yang tak lain ayah Zaki (sebutan Alfarro Muhammad Zaqi) mengaku tak bisa berbuat banyak dengan penyakit yang diderita putra ke dua dari tiga bersaudara itu. Sebab, penyakit yang diderita sejak lahir itu sempat diperiksakan ke sejumlah rumah sakit. Karena terkendala biaya, keluarga tak mampu memberikan pengobatan secara maksimal.

“Penyakit kulit ini sejak lahir dan sudah dilakukan segala macam pengobatan alternatif. Tapi hasilnya belum terliat. Kalau ke rumah sakit sudah pernah, tapi biayanya yang tidak mampu,” ucap pria 39 tahun itu Senin 19 Maret 2018.

Warga Karang RT 2, RW 12, Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar itu mengungkapkan, putranya didiagnosa mengidap penyakit Epidermolisi Bullosa. DD. CBCD. Oleh dokter, Zaki disarankan untuk melakukan suntik sel. Karena biaya terlalu mahal, keluarga tidak mampu memberikan suntik sel. “Dua bulan lalu dianjurkan suntik sel. Satu kali suntik sel biayanya Rp 10 juta, saya tidak mampu,” ungkapnya.

Biaya suntik sel itu, kata Agus tidak tercover oleh BPJS. Padahal, dirinya saat ini memiliki BPJS mandiri kelas 3, namun biaya yang dibebankan terlalu tinggi sehingga tidak bisa tercover oleh BPJS miliknya.  “Kata team dokter  yang kita temui biaya obat dan tindakan jenis diagnosa ini tidak tercover oleh BPJS,” keluh Agus.

Hanya mengandalkan penghabisan sebagai pekerja paruh waktu di proyek, Agus mengaku sangat kesulitan untuk bisa memberikan perawatan maksimal kepada putranya. Sementara Sutarmi, istrinya yang juga bekerja sebagai buruh pabrik hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Sebanarnya juga tak tahan meliat Zaki setiap hari kesakitan. Jalan pun harus tertatih karena kesakitan,” imbuhnya.

Sebagai keluarga pas-pasan, Agus mengaku hanya bisa pasrah dan berharap ada dermawan yang mau membantu meringankan bebannya. Dirinya sangat berharap, agar putra semata wayangnya juga bisa tumbuh layaknya anak pada umumnya. “Saya harap ada yang membantu memberikan doa suport dan biaya untuk kesembuhan anak saya. Agar bisa tumbuh dan sekolah seperti anak pada umumnya,” pungkasnya.