FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kedatangan perwakilan Cak Imin Care ke rumah Desti Ernawati (16), penderita lumpuh layu di Dusun Klayutan, RT 1 RW 4, Desa Ketitang, Kecamatan Nogosari, Boyolali, tidak hanya menyalurkan bantuan saja. Sebagai bentuk tindak lanjut bentuk kepedulian, Cak Imin Care terus memonitor perkembangan Desti.
Selain memonitor juga mendampingi perawatan dan pengobatan. “Sampai saat ini belum punya BPJS Kesehatan. Pihak kecamatan sudah mengecek kondisi Desti dan akan mengurus jaminan kesehatan,” terang Ketua DPC PKB Kabupaten Boyolali M. Chamim Irfani, yang mendapat mandat dari Cak Imin Care mendampingi desti, Jumat 30 Maret 2018.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Jika memang belum memiliki BPJS Kesehatan sebagai sarana perawatan dan pengobatan, nanti pihaknya akan memfasilitasi pengurusannya. “Jadi melihat kondisi Dek Desti, kita cari jalan terbaik. Kita dampingi,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi Desti Ernawati, gadis berusia 16 tahun yang mengalami lumpuh layu memantik empati “Cak Imin Care”. Melalui DPC PKB Kabupaten Boyolali, Cak Imin Care menyalurkan bantuan berupa sembako dan sejumlah uang setelah berita lumpuh layu yang dialami Desti terunggah di media online Kamis malam 29 Maret 2018.
Kedatangan perwakilan Cak Imin Care di rumah orang tua Desti sekitar pukul 21.00 WIB. Rombongan yang diwakili Sekretaris DPC PKB Boyolali Supadi ini juga didampingi Bendahara DPC PKB Boyolali Dwi Baiti Janah. “Kami datang sebagai bentuk kepedulian Cak Imin terhadap anak bangsa yang pantas disantuni,” tutur Supadi, yang juga anggota DPRD Boyolali, ini.
Ditambahkan, Cak Imin Care adalah program kepedulian Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar terhadap masyarakat yang kurang mampu dalam perekonomian, kesehatan, dan sosial.
Desti terlahir tidak normal, yakni prematur. Kondisi itu memengaruhi perkembangan tubuhnya. Pihak keluarga sendiri sudah berupaya mengobatkan Desti ke berbagai rumah sakit. Tidak hanya di Surakarta, namun juga sampai ke Semarang. “Pun teng pundi-pundi Mas (Sudah kemana-mana Mas),” tutur Jiyem (60), nenek Desti.
Yang dilakukan Jiyem setiap hari mengantarkan Desti berjemur di sebelah barat Dusun Klayutan. Itu dilakukan untuk menghangatkan badan Desti. “Kami pasrah saja. Tetap sabar merawatnya,” katanya.
Setiap malam, Desti tidur bersama sang ayah, Sugiyanto (40). Sedangkan sang ibu, Tutik (35), kini bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia. “Malam tidur sama bapaknya, pagi sampai sore diasuh neneknya. Ibu Desti bekerja di Malaysia sudah dua tahun ini,” terangnya.
Aktivitas sehari-hari Desti hanya mengandalkan nenek dan ayah. Sebab kondisi kakinya tidak bisa diluruskan. Selain itu tidak bisa bicara. Kondisi giginya masih seperti balita. “Kalau ingin apa atau badan tidak enak ya hanya menangis,” tutur dia.
Sugiyanto, ayah Desti mengucapkan banyak terima kasih bantuan dari Cak Imin Care. Pihaknya tidak menyangka didatangi secara mendadak perwakilan Cak Imin Care. “Semoga ini menjadi amal ibadah Cak Imin Care yang telah memperhatikan kami ini,” katanya.