FOKUS JATENG-SRAGEN-Nestapa dialami tiga warga Dusun Gondang Tani, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen. Mereka adalah Eko Jokosantoso (46), Heri Ismanto (33), dan Ngadiyem (60). Ketiganya tidak bisa beraktivitas sebagaiamana warga umumnya, lantaran mengalami kelumpuhan dan stroke.
Aktivitas ketiga warga yang masih satu keluarga ini sehari-hari dibantu salah satu anak dan sejumlah sepupu. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, mengandalkan penghasilan sebagai buruh pabrik.
Kepada fokusjateng.com, Eko mengatakan, kelumpuhan yang dialami berawal saat dirinya kecapekan. Lantas pergi ke tukang urut. ”Berawal saya dipijat pakai sikut tangan. Setelah tiga jam tubuh saya separo ini mati dan nggak berfungsi sampai sekarang,” tutur Eko, Selasa 3 April 2018.
Heri, penderita lumpuh lainnya mengatakan, sakit lumpuh layu yang dideritanya sudah 19 tahun. Kala itu berawal panas tinggi dan tiba-tiba badan sebelah kanan, terutama tangan dan kaki, terasa berat. Aktivitas masih mencoba sendiri dan dibantu kakak. ”Saya kalau untuk kebutuhan sehari-hari yang bantu kakak,” tuturnya.
Di tengah-tengah penderitaan ketiganya, mereka sedikit lega. Sebab kedatangan Duta Amanah Indonesia bersama Komunitas Great Family Sragen. Kedatangan mereka yakni bhakti sosial kepada masyarakat di dua daerah, yakni di Kecamatan Gondang dan Kecamatan Jenar.
Para rombongan bersama-sama berangkat dari Sragen Kota sekitar pukul 09.30 WIB. Dewi Novita, perwakilan dari Duta Amanah Indonesia mengatakan, tiga orang lumpuh adalah ibu dan dua anak. Kelaurga itu sudah dapat bantuan dari pemerintah.
”Harapannya dengan kunjungan kami dari PT Duta Amanah Indonesia memberikan motivasi dan dukungan bahwa masih banyak masyarakat Sragen yang memang masih butuh uluran tangan,” katanya.