FOKUS JATENG-BOYOLALI-Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, menyimpan potensi wisata alam yang menakjubkan. Objek wisata yang kini mulai dikembangkan Pemerintah Desa (Pemdes) Bolo ini bernama “Wisata Air Terjun Kedunggoro”.
“Objek wisata ini mulai digarap serius sejak tiga tahun terakhir. Semula masyarakat memandang sebelah mata sungai ini. Setelah terus digali, ternyata tidak hanya alam, namun potensi sumber daya manusianya juga cukup luar biasa,” terang Ratno, mantan Sekdes Bolo, yang kini bertugas di Kecamatan Wonosegoro.
Hal ini dia ungkapkan di hadapan puluhan pendamping desa (PD) yang sedang menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan Tenaga Ahli (TA) Kabupaten Boyolali di aula objek wisata setempat Selasa 10 April 2018.
Seiring berjalannya waktu, objek wisata yang memiliki sejarah sacral bagi masyarakat setempat, ini dikenal masyarakat luas. Pada tahun 2016 sempat dijadikan syuting program jelajah alam salah satu stasiun televis swasta. Kemudian pada tahun 2017 mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Festival Kampung Happy yang mendatangkan bintang film Tora Sudiro.
“Event itu kami tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Sebab dana yang dibutuhkan mencapai Rp 300 juta sudah ditanggung sponsor. Dari kami menjadi kesempatan emas untuk menampilkan seluruh potensi yang ada di desa,” tuturnya.
Kini, Kedunggoro sudah dikenal masyarakat luas. Pihaknya bersama pemerintah desa setempat berkomitmen untuk mengembangkan objek wisata ini dengan melengkapi berbagai fasilitas. Salah satunya mengajukan pembangunan jalan akses menuju objek wisata dari Kecamatan Klego menuju lokasi.
“Tahun lalu sudah disetujui pemkab dan dialokasikan sekitar Rp 4 miliar untuk pembangunan jalan. Karena belum selesai, kami ajukan kembali untuk tahun 2018. Oleh kabupaten dianggarkan lagi,” terang dia.
Sehingga, lanjut dia, bagi wisatawan dari Solo maupun dari selatan dan timur Kecamatan Wonosegoro, tidak perlu memutar melalui Kecamatan Karanggede. Wisatawan nantinya bisa melintasi jalur tembus dan ditempuh cukup singkat melalui Kecamatan Klego.
“Pemdes setempat dengan menggunakan Dana Desa juga akan melebarkan jalan akses menuju objek wisata,” katanya.
Selain wisata air, Desa Bolo juga menyimpan potensi lain yang layak dijual. Seperti budaya, sentra industri tas, sentra produksi keripik pisang, dan wisata religi. “Di Desa Bolo punya grup campursari, wayang kulit, dan lain sebagainya. Dalam mengembangkan potensi ini memiliki visi Desa Wisata Budaya,” jelas Ratno.
Dalam mengembangkan potensi wisata ini, pemdes setempat sudah memiliki masterplan pengembangan Desa Wisata. Masterplan ini juga dipaparkan di hadapan para pendamping desa.
Sementara itu, Koordinator TA Kabupaten Boyolali Maya Yudayanti, S.Sos sangat mengapresiasi terobosan Pemerintah Desa Bolo yang telah mengembangkan potensi desa menjadi objek wisata. Terobosan ini bisa dikembangkan di desa lain yang memiliki potensi-potensi wisata alam dan budaya. “Saya mengajak kepada pendamping desa bisa mendampingi wilayah binaan memaksimalkan potensi desa yang ada,” katanya.