260 Peserta Lolos Seleksi Calon Polri dari Boyolali, Ini Pesan Kapolres AKBP Aries Andhi

Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi menyampaikan sambutan saat acara penandatanganan pakta integritas calon anggota Polri di Pendapa Ageng Pemkab Boyolali, Jumat 13 April 2018. (Dok. Humas Polres Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seluruh calon siswa Polri dan orang tua ditegaskan untuk tidak memberikan imbalan kepada siapa pun yang menjanjikan bisa lolos seleksi calon anggota Polri. Sebab, perbuatan itu dapat menciderai institusi Polri dan menjadikan moral anggota Polri lemah.

Hal itu disampaikan Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi saat penandatanganan Pakta Intregitas penerimaan Polri, tahun 2018 di Pendapa Ageng Pemkab Boyolali Jumat 13 April 2018. “Jika ada siapa pun yang menawarkan diri bisa meluluskan dan meloloskan calon anggota polisi, itu tidak benar dan tak perlu ditanggapi,” katanya.

Sebab, lanjut kapolres, penerimaan calon anggota Polri kali ini sangat terbuka, semuanya mengawasi. Sebab selain dari internal Polri sendiri, pengawasan juga dilakukan dari eksternal. “Jika ada pungutan dalam penerimaan anggota Polri janga segan-segan untuk melapor,” kata Aries.

Pihaknya transparan dan taat kepada aturan. Segala ketentuan administrasi maupun teknis seperti batas berat badan dan tinggi badan tetap dipatuhi.

Sementara itu, seleksi penerimaan calon anggota Polri ada 260 peserta yang lolos pada tahapan tersebut. Jumlah itu meningkat dari penerimaan anggota Polri sebelumnya yang hanya 226 casis saja. Selanjutnya mereka akan dikirim ke Mapolda Jateng untuk mengikuti proses seleksi selanjutnya.

Dalam kesempatan itu, beberapa anggota Polri yang baru saja selesai menjalani pendidikan beserta orang tuanya masing-masing juga dihadirkan. Rohadi, salah satu orang tua Polwan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalamannya saat proses seleksi setahun yang lalu.

Dia yang berprofesi sebagai tukang ojek dan sopir tak menyangka anak sulungnya bakal keterima menjadi anggota Polri. Apalagi, anaknya yang bernama Ninik sudah pernah gagal. “Setelah gagal, anak saya masih bertekad untuk menjadi anggota Polri,” katanya.

Dia pun memberikan latihan ketat pada anaknya. Jika siang hari, anaknya selalu lari, dan berlatih renang pada pagi dan sore hari. Tak hanya itu saja, dia juga menceritakan bagaimana perjuangannya saat tes seleksi yang dilakukan Polda Jateng.

“Saya kan orang tidak punya. Kalau yang lain (Calon Siswa Polri) menginap di Hotel, kami berdua tidur di serambi masjid di sekitar lokasi seleksi. Karena jam setengah enam harus sudah kumpul,” katanya. Dia pun selama proses seleksi mengantarkan anaknya dini hari.

“Setiap pukul 1 atau dua pagi, saya antarkan anak saya ke semarang,” imbuhnya. Dia juga menambahkan, proses seleksi yang dilakukan Polda Jateng sangat baik. Seleksi dilakukan secara transparan. “Setiap sore kami dapat melihat pengumuman lulus tidaknya di layar LED besar,” pungkasnya.