FOKUS JATENG-KARANGANYAR– Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Bumi Intanpari juga mengalami kendala terkait server dari pusat yang blank. Meski sempat molor namun, semua kembali berjalan sebagaimana mestinya. Pasalnya, dari 102 sekolah, 24 sudah dapat melakukan UNBK secara mandiri, dan 54 sekolah dilakukan gabungan serta lainnya kerjasama.
“Itu (penggabungan) kita lakukan karena pengadaan labolatorium komputer belum bisa seluruhnya di tahun ini. Nanti kita ajukan lagi di perubahan, mudah-mudahan tahun depan bisa lengkap,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar Tarsa pada wartawan usai meninjau pelaksanaan UNBK di SMA 1 Karanganyar, Senin 23 April 2018,
Disebutkan Tarsa pengadaan komputer untuk labolatorium yang kurang itu akan dianggarkan sekitar Rp 23 miliar, rata-rata tiap labolatorium dianggarkan senilai Rp 11 juta. Menurut Tarsa, kebutuhan labolatirum itu mendesak karena selain untuk pelaksanaan ujian juga digunakan sebagai sarana belajar mengajar.
Peninjauan UNBK dipimpin oleh Sekda Karanganyar Samsi. Rombongan bergerak dari SMP 1 Karanganyar kemudian ke SMP 2 Karanganyar dan berakhir di SMA 1 Karanganyar. Dari tinjauan itu kendala masih wajar dan bersumber dari pusat yang servernya blank. Sedangkan di sekolah semua sudah dipersiapkan dengan baik, seperti genset, server lokal, dan lainya.
“Ya ini persiapan masuk, sudah belajar, nanti 4 hari ujiannya. Ini hari pertama Bahasa Indonesia, besok Matematika, lalu Bahasa Inggris dan hari terakhir IPA,” ujar Annisa kelas 9 D SMP 2 Karanganyar yang didampingi kepala sekolah SMP 2 Sumarni ini antusias.