Ubah Image Negatif Gunung Kemukus, Lindu Aji Sragen Gelar “Kemukus Bersalawat”

Pembina Lindu Aji Sragen Tatag Prabawanto menyampaikan sambutan di acara Kemukus Bersalawat, Kamis malam 10 Mei 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Ribuan warga menghadiri pengajian akbar di kompleks Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Kamis malam 10 Mei 2018. Pengajian di makam Pangeran Samodro itu dikemas dalam “Kemukus Bersalawat” bersama Kiai Abdul Mu’in dan Gus Aan.

Pengajian seperti ini baru kali pertama digelar pascapenutupan penutupan hiburan malam (tempat prostitusi) oleh Pemkab Sragen. Kegiatan ini juga dimeriahkan grup salawat Ponpes Al Falah. Acara berjalan lancar tak luput dari peran Perguruan Lindu Aji sebagai penyelenggara kegiatan. Selain itu juga dihadiri TNI/Polri, GP Ansor, dan anggota Banser.

Tatag Prabawanto, pembina Lindu Aji Sragen mengatakan, kegiatan kali ini merupakan inisiasi bagaimana setigma Gunung Kemukus yang selama ini dianggap negatif. Yakni segala sesuatu aktivitas yang sifatnya free sex. “Hari ini rekan-rekan Lindu Aji mengadakan salawat bersama ini bagaimana setigma negatif ini untuk bisa dikurangi,” terangnya.

Pihaknya mengharapkan dengan kegiatan ini, Gunung Kemukus bisa lebih positif dan lebih baik dari kemarin-kemarin di telingga masyarakat luas. “Agar lebih baiklah. Yang kedua dengan salawat ini saya berharap bisa berkumandang di lingkungan ini. Mereka juga mulai menuju ke hal-hal kebaikan di lingkungan Gunung Kemukus,” tutur dia.

Sementara itu, Dewan Penasihat Lindu Aji Sragen Faturrahman mengungkapkan, berawal dari motivasi pascapenutupan, maka perlu menggerakan hati nurani dengan pendekatan religius. Pihaknya melibatkan anggota Lindu Aji, di wilayah Gemolong, Miri, Sumberlawang, dan lainnya. “Ide awalnya dari teman-teman Lindu Aji, terus dishare kepada masyarakat dan masyarakat sangat antusias di pengajian ini,“ katanya.

Kegiatan itu, disinkronkan dengan program pemerintah. Gunung Kemukus adalah aset daerah yang akan dijadikan objek wisata relegius, termasuk objek wisata alam. “Sebelum ditutup, di sini banyak penyalahgunaan situasi seperti ziarah dengan kemaksiatan. Banyaknya beredar karaoke di sini, maka kita akan sinkronkan dengan pihak pemerintah,” jelas dia.