FOKUS JATENG-BOYOLALI-Harga telur ayam di pasaran sempat langka beberapa hari terakhir. Hal ini diduga dipengaruhi pasokan dari peternak turun lantaran dampak dari flu unggas.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali
Afiany Rifdania mengatakan, penyakit yang disebabkan oleh turunan virus penyebab avian influensa tersebut sudah terdeteksi sejak dua tahun lalu.
Jenis flu unggas tersebut tak mematikan ternak dan tak berbahaya bagi manusia, tapi bisa menurunkan produktifitas telur hingga 60 persen. “Kalau tanda unggas atau ayam petelur terserang virus tersebut, intake pakan berkurang. Tapi yang paling jelas, produktifitasnya menurun,” terangnya Selasa 10 Juli 2018.
Virus tersebut berkembang pesat dalam kondisi anomali cuaca seperti sekarang ini dan disinyalir sudah menjangkit pada sebagian populasi unggas di Boyolali, termasuk ayam petelur. Hal tersebut menyebabkan produktifitas telur menurun sehingga berimbas kepada kelangkaan pasokan.
Tapi hanya sedikit peternak yang membuka diri terhadap kesehatan kondisi ternaknya. “Jarang yang melaporkan jika kondisi kesehatan ternaknya terganggu, banyak peternak yang masih tertutup terkait masalah kesehatan ternak. Kami harus mencari sendiri datanya,” jelas dia.
Untuk memberantas atau meminimalisir penyebaran virus tersebut, pihaknya juga sudah mendapat pelatihan dari kementerian. Namun sampai saat ini hanya sedikit saja peternak yang bersedia membuka tangan untuk bekerja sama dengan Disnakkan.
Misalnya dengan penerapan metode peternakan yang sesuai standar kesehatan peternakan, misal penerapan sterilisasi dan isolasi serta memperhatikan kebersihan lalu lintas ternak.
Humas Paguyuban Ayam Layer Boyolali, Tukinu mengatakan, produksi telur oleh peternak di Boyolali Saat ini memang berkurang hingga 20 persen per hari sehingga menyebabkan harga telur terkatrol. Salah satu penyebab turunnya produktifitas telur antara lain cuaca yang kurang kondusif.
Selain kondisi kesehatan unggas, produksi telur juga berkurang akibat peternak ayam petelur makin berkurang, dengan jumlah saat ini sebanyak 45 peternak ayam petelur dan kapasitas produksi mencapai 25 ton per hari. Selain dipasok untuk wilayah Boyolali, produksi telur tersebut juga untuk memasok berbagai wilayah lain seperti Surabaya hingga Jakarta.